Pernahkah mendengar utamakan guru daripada orang tua? Kebanyakan kalian pasti pernah mendengarnya bukan?. Saya pernah mendengarnya ketika guru akhlak saya mengajarkan bait bait kitab Alaala atau dalam Ta’limul Muta’alim yang mana disitu diterangkan bahwa “Dahulukanlah kepentingan gurumu daripada orangmu tuamu”.
Pertamakali saya mendengarnya bahwa pernyataan itu keliru beratus ratus pertanyaan muncul diotak saya ‘kok bisa guru yang lebih diutamakan bukannya orang tua dulu karena mereka yang merawat kita dari kecil hingga dewasa? kenapa ya? mungkin penjelasannya keliru! HAH masa sih guru dulu harusnya orang tua dulu tuh!!.
Namun, setelah diterangkan lebih dalam oleh guru saya, saya baru mengerti bahwa kenapa kita harus mementingkan guru terlebih dahulu daripada orang tua. Jawabannya???
Tepat sekali! Guru adalah seseorang yang mengajarkan kita tentang suatu hal yang bersifat rohani, mendidik kepribadian agar menjadi lebih baik lagi dan seterusnya, lebih tepatnya orang yang menjaga ruh kita, merawat ruh kita yang mana ruh itu yang akan kita bawa menghadap sang Ilahi.
Ruh itu di ibaratkan mutiara. Yang mana mutiara akan selalu terlihat istimewa apabila mutiara itu selalu dijaga dan dirawat dengan sepenuh hati. Bayangkan jika raga kita tanpa ruh hanya seperti jasad yang berjalan tanpa arah.
Seperti yang dikatakan tadi bahwa guru kitalah yang mengajarkan kita suatu hal yang bersifat rohani seperti bagaimana kita berkomunikasi dengan Allah. Mendidik kepribadian dengan mengajarkan akhlak dan menuntun agar menjadi jiwa yang baik bagi diri sendiri ataupun orang lain.
Dua kewajiban bagi sebagai penuntut ilmu dan juga sebagai anak yang berbakti terhadap guru dan orang tua adalah sesuatu yang harus dilakukan karena bisa jadi jalan sukses kita berawal dari itu, karena ridho atau ketulusan dan keikhlasan dari guru juga orang tua kita.
Lakukanlah selagi itu adalah sesuatu yang baik dan positif.
