BeritaDawuh AbahHeadlineHikmahKhazanahPesantren KamiPhotographySantri MenulisSerambi Pesantrentokoh muslimUncategorized

KISAH HIDUP NYAI ADZKIYAH

Ibu nyai Hj Adzkiyah adalah istri pertama dari KH. Masruri Abdul Mughni. Beliau dilahirkan di kota Benda.Garis keturunan keduanya bertemu di mbah Hanafi yang merupakan kakek dari abah Masrur.nama lengkapnya Hj.Adzkiyah binti Miftah bin Hanafi bin Ihsan bin Abdul Syakur bin Khudzaifah. sebelum nama beliau diganti Adzkiyah,abah Masrur sering memanggilnya dengan sebutan Barid karena ibu Nyai laksana penyejuk bagi abah Masrur.Barid adalah nama julukan dari nama Bayinah.kemudian sesudah Haji diganti dengan nama Adzkiyah.

Riwayat pendidikan Beliau pertama bersekolah di MI Tamrinussibyan Benda.kemudian dilanjutkan ke Pondok Pesantren Tambak Beras komplek Fathimiyah di bawah asuhan KH. Abdul Fatah,yang juga termasuk guru Abah Masrur. pada umur 18 tahun dan masih menjadi santriwati,Beliau dinikahkan dengan Abah Masrur yang ketika itu masih berumur 22 tahun.selain niat untuk melakukan sunah rosul,pernikahan juga berlangsung karena kebijakan Pemerintah RI saaat itu,bahwa jika ada seseorang yang memili Tanah seluas 5 hektar namun belum menikah maka tanah tersebut akan diminta oleh Pemerintah.

Pernikahan tersebut tidak menyusutkan langkahnya untuk mencari ilmu,terbukti Beliau tetap melanjutkan pendidikanya di Bahrul Ulum bersama Abah Masrur. dari pernikahnya tersebut Beliau dengan Abah Masrur dikaruniai 16 anak yaitu KH.Sholahudin,KH.Izudin Zumrotussholihah (alm),Hj. Zulfa Ni’mah,HJ Nidzomudin, HJ.Itmamuddin,HJ.Syarofuddin,Hj.Zubdatunniswah,Hj.Zidti Imaroh (alm), HJ Nasyar Alamuddin,HJ.Imaduddin,Hj.Ismatul Maula, HJ.zidni Ilman, dan Yunsil Arofah.

Perjuangan Beliau sangatlah luar biasa.Beliau selalu mendukung segala bentuk perjuangan Abah Masrur,yang siang malamnya untuk mengaji. sopan santun dan kasih sayangnya sangat menyatu pada Abah Masrur dan anak anaknya.Ibu Nyai adzkiyah adalah sosok ibu yang penyayang.suatu saat Beliau pernah dijebak oleh sang cucu (Alan,putra ning Zakiyah). ketika Beliau sedang berdiri tanpa diduga dipindahkan kursinya dan ketika hendak duduk kembali Beliau terjengkang.akan tetapi Beliau tetap membalasnya dengan senyuman.bahkan banyak yang pernah ikut dengan Beliau dan dianggap seperti anak sendiri. dalam hal lain,Beliau sering mengirim pakaian dan makanan.sehingga masyarakat mengenal kebaikan pribadinya.

Umi Adzkiyah begitu disegani oleh masyarakat dan santrinya.beliau tidak pernah membeda bedakan antara santri,warga ndalem,dan anak anak Beliau sendiri.semua Beliau anggap sama aseperti anak beliau sendiri.ada cerita,ketika ada kesalahpahaman Ibu Nyai dengan seseorang sehingga menimbulkan konflik,Ibu Nyai malah mengirim bingkisan kepadanya.Beliau sangat menghormati tamu,apalagi ketika yang datang itu seorang Ulama.ketika pulangnya selalu dibawakan oleh oleh seperti gamis bagi laki laki dan sarungf bagi perempuab.hal tersebut juga sangat disukai Abah Masrur.

Beliau juga sebagai Ketua Muslimat yang aktif dalam mengabdikan ilmu,harta,jiwa,dan raga.Beliau adalah sosok yang tidak ingin membebani yang lain.ketika ada suatu acara,ditanggungnya mulai dari sara dan prasarana.sungguh lahir dan batinya diberikan untuk umat.Ibu Nyai Adzkiyah biasanya memanfaatkan moment pada bulan syawal untuk bersilaturahmi kepada sanak keluarga yang ada di Kaliloka,Manggis,Pelompong,Bumiayu,Karang Jongkeng,Bojong,termasuk berkunjung ke guru guru Beliau,seperti kendalem Mbah Yai Dalhar,Mbah Yai Arwani dan lainya

Di saat sakitnya,Beliau tidak pernah meninggalkan sholatnya,baik yang wajib atau sunah.semua nasihat Abah Masrur benar benar Beliau tanamkan dalam kehidupan sehari harinya.Ibu Nyai Adzkiyah pernah berpesan kepada salah satu putrinyaSetinggi apapun jabatanmu,setinggi apapun sekolahmu,jangan pernah melupakan kodratmu sebagai wanita,Seorang wanita yang harus bisa menghormati suaminya,bisa memasak dan bisa melayani suaminya.”itulah umi Adzkiyah

Kesetiaan Umi Adzkiyah mendampingi abah Masruri dalam mengasuk anak anak dan santrinya harus berakhir di tahun 1996,saat Beliau berusia 48 tahun di RSI Tegal karena penyakit kanker yang dideritanya.Beliau adalah sosok ibu yang sempurna.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button