Pesantren KamiSantri MenulisSerambi PesantrenUncategorized

SEJARAH LAHIRNYA ILMU NAHWU

Bangsa Arab merupakanbangsa yang memiliki nilai sastra tinggi. Dizaman Arab kuno setiap tahunnya diadakan pasar seni,salah satu pasar seni yang terkenal adalah ‘Ukadz yang diandakan pada bulan syawal. Awalnyabahasa arab sanagt terjaga sampai islammenyebar luas ke negri negri ‘ajam dari sini mulai timbul kesalahan dalam melafadzkan bahasa arab. penyebab utama adalah adanya percampuran antara bahasa arab dan bahasa ‘ajam. kekeliruan ini sangat berbahaya karenaakan merusak makna ayat Al-Qur’an. Sehigga dibuatlah kaidah kaidah tatanan bahasa arab yang diberi nama ilmu nahwu.


Para ulama bersepakat bahwa penyusun ilmu nahwu pertama adalah Abul Aswad Ad-Duali(67H)dari bani kinanah atas dasar perintah Amirul mu’nin khalifah ‘Ali RA.


Sejarah kemunculan ilmu nahwu ini ketika zaman Abul Aswad Ad-Duali datang kerumah peuterinya ditanah Basroh(sebuah negri ditanah Iraq)pada saat itu puterinya mengatakan :”Wahai ayahku,kenapa sangat panas?”.Dengan spontan Abul Aswad Ad-Duali menjawab “Bulannya memang musim panas”.Mendengar jawaban itu puterinya langsung berkata “Wahai ayah saya tidak bertanya padamu tentang panasnya bulan ini,tetapi saya memberi kabar padamu tentang kekagumanku tentang panasnya bulan ini.


Sejak kejadian itu Abul Aswad ad-Duali datang kepada sahabat Amirul Mu’minin khalifah ‘Ali RA seraya menceritakan kejaian tadi “Maka buatlah saya sebuah ilmu” kemudian Khalifah ‘Ali membacakan ” Alkalaamu kulluhu yakhruju ‘an ismin wa fi’lin wa harfin ilakh ‘ala hadza annahw( kalam tidak boleh lepas dari kalimat isim,fiil,dan huruf dan teruskan untuk sesamanya. Kemudian Abul Aswad Ad-Duali memengarang bab istifham dan ta’ajjub.


Pernah suatu ketika ia melewati seseorang yang sedang membaca Al-Qur’an, Ia mendengar sang qiro membaca surat At-Tubah ayat 3dengan membaca kasroh pada kata Rasulihi yang seharusnya didhommah,menjadikan artinya; Allah melepas diri dari orang orang musyrik dan rasulnya. Hal ini menyebabkan makna Al-Qur’an menjadi rusak dan menyesatkan.Karena mendengar perkataan iniAbul Aswad Ad-Dualimenjadi ketakutan.Ia takut keindahan bahasa arab menjadi rusak dan gagahnya bahasa arab menjadihilang.lalu beliau mengarang bab ‘atof dan na’atyang setiap karangan selalu dihaturkannya pada khalifah ‘Ali sehingga mencukupi segala ilmu nahwu sampai keseluruhan.


Dengan melihat cerita tersebut maka pengarang ilmu nahwu pada hakikatya adalah Khalifah ‘Ali dilaksanakan oleh Abul Aswad Ad-Duali. Seiring berjalannya waktu kaidah bahasa arab berpecah belah menjadi 2 madzhab yaknimadzhab Basroh dan madzhab kufah/Kufi.Kedua madzhab initidak henti hentinya tersebar sampai akhirnya mereka membaguskan pembukuan ilmu nahwu sampai kepada kita sekarang.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button