artikel santriHikmahKhazanahSantri MenulisSerambi Pesantren

MATA AIR ILMU ITU BERNAMA AL-QUR’AN

Al-Quran merupakan mu’jizat terbesar yabg di berikan Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup umatnya,yang masih dijamin keaslianya sampai sekarang. Disamping itu Al-Qur’an memiliki jutaan ilmu yang sangat luas jika kita ingin mempelajarinya satu persatu. Seluruh ilmu yang ada di muka bumi ini pasti ada di dalam Al-Qur’an. Dalam kesempatan ini mari kita buktikan apakah Al-Qur’an benar-benar mencangkup semua ilmu

Allah SWT berfirman:

ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ

Tidaklah kami luputkan atau alpakan suatupun dalam Al-Quran “(Q.S Al- an’am)

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim)“(Q.S An-nahl).

Dua penggalan ayat di atas menjelaskan bahwa Al-Qur’an mencakup seluruh ilmu yang ada di dunia. Allah tidak meninggalkan satu ilmupun dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an di turunkan sebagai penjelas segala sesuatu.Artinya segala ilmu yang ada di dunia ada dalam Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda, “suatu hari nanti akan datang suatu fitnah.” kemudian sahabat bertanya, “lalu apa jalan keluarnya, ya Rasulullah?” rasul menjawab, ” Al-Qur’an. Di dalamnya ada berita besar sebelum kalian semua,berita setelah kalian semua dan hukum di antara kalian semua.”(HR.At-Tirmidzi)

Imam As-Syafii RA. Mengatakan bahwa semua yang dikatakan oleh umat adalah penjelasan dari As-Sunnah (hadits) dan seluruh As-Sunnah merupakan penjelasan dari Al-Qur’an. Dikatakan juga segala sesuatu yang dihukum Rasulullah adalah pemahaman dari Al-Qur’an.

Said bin zubair juga mengatakan bahwa tidak ada hadits dari Rasul SAW yang sampai kepadaku, kecuali aku menemukan kebenarannya dalam Al-Qur’an. Said juga mengatakan bahwa hadits yang beliau terima dari Rasul pasti akan ada kebenarannya dalam Al-Qur’an.

Mengapa hadits diambil dari Al-Qur’an? karena Al-Qur’an mewajibkan kita untuk mengikuti Rasul SAW, dan dia mewajibkan kita untuk berpegang teguh kepada sabda-sabdanya (Imam syafi’i).

Dari beberapa pendapat diatas baik hadits maupun pendapat para ulama mengatakan bahwa isi Al-Qur’an sudah mencakup segala sesuatu yang ada di dunia, baik yang sudah terjadi sebelumnya, yang akan terjadi dan hukum diantaranya.Mereka juga mengatakan bahwa semuayang diucapkan umat merupakan syarah atau penjelas dari hadits, dan hadits merupakan penjelasan dari Al-Qur’an.” Kemudia beliau ditanya, “Apa pendapatmu tentang orang yang berihram kemudian membunuh lebah?” Imam syafi’i menjawab,

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ

Dan apa yang datang dari Rasul maka ambillah dan apa yang dilarang Rasul pada kalian maka tinggalkanlah.”(Al-hasyr:7)

Dalam satu kisah yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, suatu ketika Ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa Allah melaknatkan orang-orang yang bertato karena itu merubah ciptaan Allah.Kemudian cerita ini sampai kepada satu wanitaBani Asad. Kemudian wanita itu mendatangi Ibnu Mas’ud dan bertanya, “Apa benar yang engkau katakan begini begitu?” Ibnu Mas’ud menjawab,”Aku melaknat sesuatu yang Rasul juga melaknatkannya, dan itu ada dalam Al-Qur’an.” Wanita tersebut menjawab, “Aku telah membaca keseluruhan Al-Qur’an tapi aku tidak menemukan apa yang kamu katakan.” Kemudian Ibnu Mas’ud menjawab , ” jika kamu membaca Al-Qur’an pasti kamu temukan

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ

Wanita itu menjawab, “Ia benar.” Ibnu Mas’ud mengatakan, “karena itu dilarang Rasul.”

Bahkan sebagian ulama pernah beristinbat mengenai umur Rassulullah SAW, yaitu 63 tahun dengan surat Al-Munafiqun,

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Ayat di atas merupakan penutupan dari surat ke-63 dan ditutup dengan surat At-taqhabun, untuk menampakkan sesuatu yang telah nampak ketika Rasul wafat.

Menurut Ibnu Abi Fadhl Mursiyi, Al-Qur’an mengumpulkan seluruh ilmu dahulu dan akhir. Al-Qur’an lahir kepada Rasulullah SAW, kemudian diwariskan kepada sahabat dan mereka mengajarkannya seperti kepada para khulafa, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas kemudian seterusnya sampai terbagi-bagi perhatian keilmuan terhadap Al-Qur’an. Ada yang fokus terhadap bahasa Al-Qur’an ,ayat-ayat mutasyabihat Al-Qur’an , hukum-hukum Al-Qur’an dan lain-lain. Sehingga memunculkan suatu fan-fan ilmu yang di ambil dari Al-Qur’an seperti Nahwu, tafsir, fiqih bahkan ilmu-ilmu modern seperti sains , kedokteran dan lain-lain.

1.Ilmu Nahwu Para ahli nahwu memfokuskan kepada mu’rab dan mabni dari isism, fiil atau huruf, amil dan lain-lain. Kemudian meluas pada hukum-hukum isim, tawabi,lazim,muta’adi dan segala sesuatu yang berhubungan denganya. Bahkan sebagai ahli nahwu mengi’rab musykil dan ada juga yang mengi’rab per kalimat.

2.Ilmu ushuluddin Para ahli ushul memfokuskan kepada ayat atau dalil-dalil yang bersifat aqliyah,syahid dan nazhariyah. Sehingga mereka bisa menggali sifat-sifat Allah sepertikeesaan Allah (wahdaniyat), kekal (baga’),dahulu (qidam) dan lain-lain. Ilmu ini dinamakan ilmu ushuluddin.

3.Ilmu Tarikh dan Qasas sebagian ulama mengkaji kisah-kisah yang terdahulu yang ada dalam Al-Qur’an,seperti menukil berita-berita, peninggalan-peninggalan dan tempat kejadian. Sehingga adi temukan tentang permulaan dunia dan lain-lain. Maka ilmu ini disebut Ilmu Tarikh dan Qasas.

4. Ilmu Ta’bir atau Tafsir mimpi Ada sebagian ulama yang menggali hukum-hukum usul Ta’bir yang ada dalam Al-Qur’an , seperti mimpi yang datang kepada nabi Yusuf ,melihat matahari serta bulan dan bintang yang bersujud kepadanya. maka ilmu ini dinamakan ilmu ta’bir atau tafsir mimpi.

5. Ilmu mawaqit atau waktu Sebagian ulama memperhatikan kepada ayat-ayat yang menunjukan kepada sesuatu yang berkilau di malamdan siang hari, seperti matahari, bulandan peredarannya, planet bintang dan lain-lainaa.Sehingga ditemukanlah Ilmu mawaqit atau waktu

6. Ilmu Ma’ani, bayan dan Badi’ para ahli syair juga memperhatikan kepada lafadz-lafadz dan keindahan susunan Al-Qur’an , konteks yang tepat atau indah, ithnab, i’jazdan lain-lain. Sehingga dapat digali ilmu ma’ani, bayan dan badi’.

Al-Qur’an juga mencakup ilmu-ilmu modern seperti kedokteran, perdebatan , arsitek, algoritma, pembagian, perhitungan dan lain-lain.

1.Kedokteran Ilmu ini intinya adalah menjaga kesehatan dan menjaga stamina. Hal itu dapat terwujud dengan keseimbangan anggota tubuh dalam menghadapi hal-hal yang berlawanan dengannya. Al-Qur’an memberitahukan kepada kita tentang apa yang dapat mengembalikan kesehatan setelah sakit. Allah berfirman,

شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ

“Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.: ( An-Nahl:69)

Kemudian kedokteran tubuh itu di tambah oleh Al-Qur’an berupa kedokteran hati dan penyembuhanya,

2. Ilmu Perdebatan Ayat-ayat Al-Qur’an sudah mencakup mengenainya, seperti perdebatan nabi ibrahim dengan raja namruj dan lain-lain.

3.Algoritma Dalam Al-Qur’an disampaikan tentang awal-awal surat, sejarah jumlah hari diciptakannya dunia, langit dan lainnya. Al-Qadhi abu bakr bin Arabi dalam kitab Al-Qanun At-ta’wil menyampaikan bahwa ilmu-ilmu Al-Qur’an ada 50 ilmu,400 ilmu, 7.00 ilmu, 70.000 ilmu. Ali bin Isya mengatakan bahwa Al-Qur’an mencakup 30 hal, diantaranya pemberitahuan, perintah, larangan, janji dan ancaman, sifat surga dan neraka, pelajaran nama Allah, sifat dan af’al allah dan lain-lain. Ibnu Jarair juga mengatakan bahwa mencakup tiga hal, yaitu Tauhid, ikhbar dan dunia. Karena itu surat Al-Ikhlas mencakup sepertiganya. Surat Al-Ikhlas mencakup atau menjelaskan tentang Tauhid. Syaikh Saidalah membatah apa yang dikatakan ibnu Jarair bahwa yang tercakup dalam

3.Algoritma Dalam Al-Qur’an disampaikan tentang awal-awal surat, sejarah jumlah hari diciptakannya dunia, langit dan lainnya. Al-Qadhi abu bakr bin Arabi dalam kitab Al-Qanun At-ta’wil menyampaikan bahwa ilmu-ilmu Al-Qur’an ada 50 ilmu,400 ilmu, 7.00 ilmu, 70.000 ilmu. Ali bin Isya mengatakan bahwa Al-Qur’an mencakup 30 hal, diantaranya pemberitahuan, perintah, larangan, janji dan ancaman, sifat surga dan neraka, pelajaran nama Allah, sifat dan af’al allah dan lain-lain. Ibnu Jarair juga mengatakan bahwa mencakup tiga hal, yaitu Tauhid, ikhbar dan dunia. Karena itu surat Al-Ikhlas mencakup sepertiganya. Surat Al-Ikhlas mencakup atau menjelaskan tentang Tauhid. Syaikh Saidalah membatah apa yang dikatakan ibnu Jarair bahwa yang tercakup dalam Al-Qur’an tidah hanya tiga hal, tetapi lebih banyak berlipat ganda lagi karena keajaiban Al-Qur’an tidak bisa dihitung banyaknya. Menurutnya kitab Al-Qur’an mencakup segala sesuatu.

Al-Qur’an juga menerangkan permulaan diciptakan manusia sampai matinya dan cara matinya, digengggamnya ruh ke langit, azab kubur, pertanyaan-pertanyaan, dan tanda-tanda kiamat kubro seperti turunya nabi isa, keluarnya Dajjal, Ya’juj Ma’juj dan lain-lain, surga dan seisinya, neraka dan seisinya, macam-macam siksa dan azab, buah zaqum dan hamim.

Al-Qur’an juga mencakup 70 cabang iman,315 syariat islam, di dalamnya juga menyebutkan macam-macam dosa besar dan kecil, yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut dalam kitab yang berjilid-jilid.

MENYIMPULKAN HUKUM DARI AYAT AL-QUR’AN

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa ayat-ayat hukum berjumlah 500 ayat. Sebagian ulama mengatakan 150 ayat. Perbedaan terdapat pada penjelasanya. Ayat-ayat kisah ( qasas ) banyak yang di gali menjadi hukumnya, sehingga menjadi banyak dalam ayat hukum.

Imam Izzudin bin Abdu salam dalam kitabnya Ak-Imam fi Adillati Ahkam mengatakan bahwa sebagian besar ayat Al-Qur’an tidak kosong dari hukum-hukum yang mengandung kepada adab yang baik dan akhlak. Kemudian ada ayat yang langsung menunjukan hukum, ada juga yang harus melalui istinbat / ijtihad. Salah satu contohnya ayat yang langsung menjelaskan hukum tanpa adanya ijtihad adalah ayat

فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ

Al-baqarah:187. yaitu sahnya puasa bagi orang yang junub.

Diperbolehkan menunjukan halal. perbuatan yanng tidak dicela pada zaman sebelum kita menunjukan bahwa perbuatan itu di jadikan untuk kita, dan jika perbuatan itu ditambah dengan pujian, maka menunjukan bahwa perbuata tersebuat disyariatkan dalam keadaan wajib atau sunnah. ( Syekh Imam Izzudin ).

Terkadangb hukum digali dan diambil dari diam. Allah menyebutkan manusia dalam Al-Qur’an sebanya 18 kali dan Dia berfirman, “Sesungguhnya manusia itu adalah makhluk.”Dan Allah menyebutkan Al-Qur’an sebanyak 54 kali tapi tidak mengatakan sama sekali bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Ketika Allah mengumpulkan keduanya ( insan dan Al-Qur’an ) maka Allah membedakanya. Allah SWT berfirman,

اَلرَّحۡمٰنُۙ عَلَّمَ الۡقُرۡاٰنَؕ خَلَقَ الۡاِنۡسَانَۙ

Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia (Ar-rahman:1-3)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button