Santri MenulisUncategorized

PENILAIAN TERHADAP EMOSI

Manusia selalu saja berkata ketika dalam keadaan marah, lalu dia melupakan emosinya entah dengan berkata kasar atau melakukan tindakan kasar. Maka, dia akan berkata “saya sudah tidak kuat lagi dan saya sudah tidak bisa menahan emosi saya lagi, maka dari itu saya lampiaskan dengan hal seperti ini.

Lalu dari hal tersebut akan muncul suatu pertanyaan. Apakah sikap seperti ini bisa dirubah? Banyak sekali orang yang mengatakan bahwa ketika dia memiliki emosi yang sangat besar, lalu emosi itu meluap dan puncak dari kesabaran habis. Lalu dia meluapkan dengan marah-marah, berkata kasar, memukul segala yang ada, dan lain-lain.

Jika ketika emosi meluap, kemudian sikap yang dimunculkan seperti yang disebutkan di atas. Maka, itu bukanlah suatu kesabaran yang sudah melewati batas. Tapi sebenarnya ada sikap seperti di atas itu karena sikapmu dalam menyikapi emosi itusalah. Jika demikian maka akan dapat dipastikan kau telah salah memaknai emosi dan kau telah gagal dalam sabar.

Penyikapan emosi yang baik dan pemahaman soal apa itu emosi adalah jalan yang terbaik untuk membentuk karakter kita ketika dalam situasi yang sangat tertekan karena, suatu permasalahan yang membuat kita bisa meluapkan emosi dengan cara yang salah. Maka dari itu pemahaman soal emosi itu adalah hal yang penting.

Emosi sendiri diartikan menurut pakar psikologi adalah suatu penilaian. Jadi aingkatnya emosi adalah hal yang muncul dari diri kita ketika menilai suatu masalah. Maka, jika sikap yang akan muncul dari diri kita itu bergantung penilaian kita terhadap masalah tersebut.

Beberapa point penting menurut pakar psikologi

  1. Sikap kita saat menerima masalah itu disebabkan oleh kebiasaan kita. Maksudnya adalah ketika kita dalam kehidupan sehari-hari ketika kamu tertimpa hal-hal yang remeh. Misal, ketika kamu mengantri mandi dan kamu harus menunggu temanmu yang lebih lama dikamar mandi tidak seperti biasanya. Saat hal itu terjadi kamu tiba-tiba mengatakan hal-hal kasar atau dengan kata-kata lain seperti keluarnya bahasa binatang. Maka sikap tersebut tanpa kamu sadari akan membuat pribadi yang ketika dihadapkan suatu persoalan yang berat akan meluapkan emosi dan berkata kasar.
  2. Emosi tiadak bisa ditahan, karena sudah benar-benar mencapai batas. Pernyataan itu tidak bisa dijadikan dasar bahwa menahan emosi itu sulit. Kita tahu bahwa yang membuat emosi itu meluap adalah diri kita sendiri. Ketika kita tertimpa masalah yang mana masalah itu adalah hal yang sepele. Tapi, karena sikap kita yang terlalu berlebihan dalam menyikapinya maka sikap tersebut yang membuat masalah menjadi lebih berat dan nanti akan berujung bahwa kita sudah mencapai batas dalam menahan emosi.
  3. Ketika kalian bilang bahwa emosi itu dari hati yang sudah tidak kuat lagi untuk bersabar. Kalian salah, sudah dibahas dalam point kedua bahwa emosi itu muncul karena sikap yang terlalu berlebihan dalam menyikapi masalah. Jadi ketika kalian bilang bahwa hati kalian tidak bisa bersabar lagi maka berarti ada yang salah dari sikap kalian terhadap menyikapi emosi.
  4. Emosi tidak bisa diucapkan, jadi emosi keluar begitu saja. Kita tahu sebenarnya ketika kita emosi kita meluapkannya dengan makan yang banyak. Maka, hal itu adalah kata-kata emosi tapiyang diungkapkan dengan makan. Maka bahasa peluapan emosi kita adalah dengan cara makan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button