Khazanah

Basrah Dalam Sejarah

Banyak pendapat tentang asal kata Basrah, ada yang mengatakan berasal dari kata Basyrah yang berarti tanah yang berkerikil. Ada juga yang mengatakan dari kata Bashra yang berarti tanah yang rendah. Hal itu sangat beralasan akrena letak geografis kota Basrah memang di tepi laut. Juga ada yang mengatakan berasal dari bahasa Persia Basiirah yang berarti tempat titik temu antar wilayah. Hal itu dikarenakan Basrah ketika itu merupakan pusat perniagaan antar Negara seperti India, Persia dan Arab.

Dari sejarahnya hingga kini Basrah banyak memiliki sebuta kebanggaan seperti Madinat al mudun (kota tertua dalam peradaban Islam), Ummul Irak (kota tertua Irak), Khazanatul ‘Arab (pusat kebudayaan Arab), ‘Ainu Al- Dunya (kebanggaan dunia) dan Qubbat al Islam ( Simbol kebangkitan Islam)

Dari sejarah awal sebelum datangnya Islam, Basrah merupakan kota yang kaya dengan sumber alam. Hal inilah yang memicu peperangan antar kabilah atau suku dalam berebut kekuasaan di Basrah.

Diantara kabilah yang pernah berkuasa di Basrah adalah kabilah Kildani dan Persia. Hal ini pernah dibuktikan oleh arkeolog Perancis ketika mengadakan study sejarah pada tahun 1778 M ( Masa dinasti Ustmani) ke kota Basrah. Dalam penelitannya mereka menemukan beberapa bukti sejarah kaum Kildani di b awah kaki gunung Sinam.

Setelah suksesnya pasukan Islam mengusir kekuasaan Persia di Basrah pada masa Khilafah Abu Bakar hingga Umar bin Khattab diangkatlah Sa’ad bin Abi Waqash sebagai panglima perang di Irak dan ‘Uthbah bin Ghozwan sebagai gubernur Basrah, maka pada tahun 14 H mulailah Uthbah membangun pemukiman dan sarana pemukiman penduduk dari rumput ilalang.

Ketika Dinasti Abasiyah berkedudukan di Baghdad, Basrah yang semula menjadi pusat perdagangan telah berubah menjadi pusat kebudayaan dan intelektual Islam. Di sanalah banyak dating dan berkumpul tokoh-tokoh Islam yang dating dan istirahat untuk berniaga sambil belajar dari ulama setempat. Dengan demikian menjadikan Basrah cepat besar dan harum namanya di kalangan ualama dan tokoh Islam.

Bukan karena itu saja yang menjadi daya tarik Basrah, tapi karena Basrah sangat kaya dengan ulama dan tokoh dari kalangan Sahabat dan Tabiin dan para pewarisnya. Seperti Hasan al Basri ( wafat 110 H) sebagai tokoh sentral Basrah dalam bidang Tafsir dan Tasawuf, Ibnu Sirin pakar tafsir mimpi (keduanya dimakamkan dalam satu kubah di Basrah), Washal bin ‘Atto deklarator muktazilah yang juga murid Hasan Al Basri, ‘Amr bin Ubed ( pendukung Wasil) dan ulama lainnya.

Namun menurut catatan sejarah, Basrah mulai menjadi topik perdebatan intelektual Islam maupun orientalis, terhitung sejak lahirnya pemikiran muktazilah dibawah gerakan Wasil bin ‘Atto. Disusul kemudian dengan lahirnya paham Syi’ah setelah tejadi perang Siffin. Kedua peristiwa itu juga telah melahirkan dana membangkitkan fanatisme yang luar biasa di dalam semua sector kehidupan baik akidah, pemikiran , ideologi, politik, keilmuan , kemasyarakatan hingga cara menafsirkan hukum.

Kenyataan itulah justru yang terus membuat daya tarik Basrah semakin besar dan mengundang minat para penuntut ilmu. Karena itulah Basrah kaya dengan tempat-tempat belajar mulai dari masjid hingga pasar bahkan café sekalipun dijadikan seabgai tempat bersyair antara kabilah satu dengan kabilah lain. Hingga kini Mirbad dan ‘Ukadh adalah dua nama pasar yang paling banyak memiliki sejarah dalam perkembangan sastra Arab. Karena itulah dua nama itu selalu menghiasi kitab-kitab sastra dan bahasa Arab.

Budaya beropini dan berpolemik melalui syair-syair (jahiliyah) ini ternyata telah mampu memberikan kontribusi baru dalam ilmu bahsa Arab bagi Madrasah Nahwu Basrah. Karena ternyata syair-syair jahiliyah terus dibutuhkan oleh para mufasir, fuqaha, muhaddist dan lainnya dalam upaya mempertahankan pendapatnya tentang hukum melalui kajian etimologis.

Di sisi lain syair juga telah membangun keilmuan baru seperti ilmu ‘Arudh, Nahwu, Sharaf, Balaghoh dan Mantiq. Karena itulah para ulama sepakat bahwa Basrah adalah kota ( Madrasah) pertama yang merumuskan dan melahirkan konsep-konsep ilmiah tersebut. Semua itu merupakan implementasi riil dari kekayaan SDA dan SDM Basrah.

( DR. KH. Najib Afandi, MA dalam Madrasah Nahwu Basrah & Kufah, penerbit Pustaka Al-Hikmah 2004)

.

Pondok Pesantren Al -Hikmah 2

Pondok Pesantren Al Hikmah 2 berlokasi di dusun Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Membuka beragam unit Pendidikan mulai dari tingkat TK, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, MMA, Ma'had Aly, STAIA, AKPER serta Tahfidzul Qur'an. Informasi Lebih Lanjut, Hubungi Kami di (0289) 511 0772 / 432 445

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button