Pesantren Kami

Abah Sholah Mengurai Kisah Sendiri “Hikmah Berdoa”

IMG_2154-183x300
Abah Solah saat di Putra Jaya, Malaysia

Abah Sholah bercerita mengena “Hikmah” disela-sela saat pemberian ijasah kelas akhir, menceritakan hikmahnya berdoa.

Abah Sholah menceritakan hikmah dari panjatan doa beliau saat dalam keadaan sakit satu bulan yang lalu. Mulanya abah Sholah tidak tanggap terhadap penyakit yang dirasakan diperutnya, bertambah hari penyakit yang abah Sholah rasakan semakin terasa, namun tetap saja abah Sholah bertekat dalam doanya kepada Allah SWT “Ya Allah, Hamba bersyukur, jangan engkau hilangkan sakit ini, agar iman ini akan selalu kutancapkan untuk Mu”, begitulah tekat beliau .

Lima tahun, sakitnya semakin bertambah, hingga saat itu, tepatnya hari Jumat beliau menghubungi adik-adiknya, namun tidak satupun telepon yang diangkat dari mereka.

Dan akhirnya beliau beranjak  sendiri untuk menyalakan mesin mobil dan mengendaraikan  ke R.S Purwokerto. Setelah diperiksa oleh dokter langganan beliau, dokter tersebut menyatakan penyakit yang dialami diperutnya yakni penyakit lambung. Dan dokter tersebut memerintahkan kepada abah Sholah agar dirawat di Rumah Sakit Banyumas.

Sesampai di R.S Banyumas, ternyata tidak ada kamar yang kosong. Langsung Beliau menghubungi dokter langgangan tadi, dalam perbincanganya;

“dok, di rumah sakit Banyumas tidak ada kamar kosong”

“ya pokoknya harus dirawat”

“kalau tidak dirawat bisa tidak dok?”

dokter tidak menjawab

“bisalah dok”, abah Sholah mencericil kata-kata

“iya, dirawatnya nanti kalau sudah sembuh ya?”

Abah sholah lalu menuruti perintah dokternya untuk dirawat, beliau langsung ke R. S. Tegal.

Sesampai didepan  R. S. Tegal, beliau bertemu dengan dokter spesialis bedah yang baru saja keluar dari ruang tugasnya. Setelah diperiksa, ternyata abah Sholah mempunyai penyakit usus buntu.

Abah Sholah sempat kaget, karena dua dokter tadi berbeda pernyataan.

Abah sholah saat ditanya-tanya sama dokter  R. S. Tegal, sungguh dokter tersebut keheranan;

“”gus, maem e lancar ndak?”

“lancar, tanduk habis tiga piring”, jawab beliau

“sakit seperti ini habis tiga piring?”, tanya dokter lagi

“iya, soto sama telur dadar dua piring, ada apel di meja terus saya makan juga”, jawaban beliau dengan nada tenang

“lha, kencing e pripun gus?”

“ïya, lancar-lancar saja”,

Sebelum ditanya oleh dokter beliau juga sempat ditanya oleh sang istri ning Eri  saat abah Sholah memasak telur dadar dengan sendiri , “bah, katane sakit?, kok maem e tanduk?”

“iya!, emange orang sakit harus makanya sedikit, gitu?”

Nha, begitulah karakter dari ketua majelis Pon. Pes Al Hikmah 2 yang dapat kita tiru, dalam keadaan sakitpun bisa masak sendiri, tidak menyalahkan keadaan dan hidup dengan perjuangan yang sangat luar biasa.

Setelah berbincang-bincang lama, dan memastikan usus buntu yang ada di perut abah Sholah itu harus di operasi besok pagi.

Singkat cerita, usus buntu yang sudah membusuk  diperut abah sholah kira-kira lima centimeter, Alhamdulillah seketika itu abah Sholah langsung pulang ke rumah dalam keadaan sehat, sesuai dengan permintaan dari beliau sendiri.

Dari cerita singkat diatas kita dapat mengambil hikmahnya:

Bahwa doa mempunyai kekuatan yang sangat kuat, tidak ada yang tahu selain Allah SWT; terbukti saat beliau ditunjukan penyakit yang sesungguhnya di R. S. Tegal, jikasaja abah Sholah tidak menuruti perintah dari dokter R. S Banyumas, ntah apa yang akan terjadi?

Hidup didunia itu harus dengan perjuangan yang rekoso, tegar, dan ikhlas.

Pasrah diri kepada Allah, Curhat kepadaNya lah solusi yang paling tepat.

Bila ada keinginan, berusahalah dan jangan lupa berdoa, lalu pasrahkan saja secara totalitas kepada Allah SWT.

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button