Biografi Ibnu Sina

Abu Ali Al Hussain Ibnu Abdullah Ibnu Sina, adalah seorang dokter Persia terkemuka, yang menjadi filsuf muslim serta perintis Ilmu kedokteran dunia. Lahir pada 980 di Bukhara, di Uzbekistan, Ibnu Sina mendapatkan dukungan dari kerajaan setelah mengobati Raja Bukhara dan Hamadan (Iran saat ini).

Ahli diagnosis, dengan nama Latin Avicenna ini, mengasah keterampilannya yang luar biasa, di bidang-bidang yang diabaikan oleh orang lain. Dia menggabungkan pengetahuan ilmiahnya dengan pertanyaan filosofis, yang dirinci dalam studinya, “Al Qanun fil-Tibb” (The Canon of Medicine) dan “Kitab Al Shifa ”(Kitab Penyembuhan).

Penyelidikan filosofisnya kompleks, menggabungkan perspektif Aristotelian dan Platonis, dengan teologi Muslim. Paradigmanya canggih, membagi semua pengetahuan menjadi teori (matematika, fisika, kimia, astronomi dan metafisika) dan ilmu praktis (filsafat, etika, ekonomi dan politik).

Dokter muda Ibnu Sina berusia 13 tahun ketika dia memulai mempelajari ilmu medis, dan dengan cepat mendapatkan reputasi yang baik. Tiga tahun kemudian dia mendedikasikan semua usahanya untuk belajar kedokteran. Status sebagai seorang dokter terkenal kemudian sudah diraihnya saat berusia 18 tahun.

Dalam periode itu dia berhasil menyembuhkan Nuh Ibnu Mansour, Penguasa Samanids. Padahal semua tabib terkemuka saat itu sudah putus asa menangani penyakit Sultan Nuh II. Atas usahanya yang besar, tabib muda ini diperbolehkan mengakses perpustakaan sultan yang luas berisi manuskrip langka. Itulah yang memfasilitasi kegiatan penelitiannya.

Saat menginjak usia 22 tahun ayahnya wafat. Dia memutuskan pindah ke Jurjan dekat Laut Kaspia dan mengajar tentang logika serta astronomi. Kemudian dia pergi ke Rey dam Hamadan (keduanya di Iran sekarang). Menulis dan mengajar karya-karyanya jadi kegiatan utama dalam perjalanan ini.

Dari Hamadan, dia pindah ke Isfahan (sekarang di Iran tengah), dan menyelesaikan tulisan-tulisan epiknya. Namun akibat terus melakukan perjalanan, terlalu banyak mengerahkan tenaga mental, dan diperburuk oleh kekacauan politik, kesehatannya ambruk. Dekade terakhir dalam hidupnya, Ibnu Sina menghabiskan waktu untuk melayani seorang komandan militer Ala al-Dawla Muhammad.

Selain sebagai dokter, sastrawan umum, dan konsultan ilmiah, dia juga membantu selama komandan itu ikut dalam kampanye. Ibnu Sina meninggal pada Juni 1037, pada usia 58 tahun dan dimakamkan di Hamedan, Iran.

Ekstremis Pendiri Al-Qaeda Karya ilmiah Kontribusi Avicenna yang paling penting bagi ilmu kedokteran adalah bukunya yang terkenal Al Qanun Fi Al-Tibb (The Canon of Medicine), yang dikenal sebagai “Kanon” di Barat. Buku ini adalah ensiklopedia kedokteran lima jilid besar. Isinya mencakup lebih dari satu juta kata. Di dalamnya terdiri dari pengetahuan medis yang tersedia dari sumber kuno dan Muslim.

Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad kedua belas dan digunakan sebagai teks kedokteran standar di universitas-universitas Eropa hingga pertengahan abad 17. Karya besarnya yang lain adalah “The Book of Healing”, ensiklopedia ilmiah dan filosofis. Buku ini dimaksudkan untuk ‘menyembuhkan’ jiwa.

Itu dibagi menjadi empat bagian: logika, ilmu alam, matematika dan metafisika. Dalam teks medisnya, Ibnu Sina juga mengidentifikasi penyakit menular seperti TBC. Beberapa abad sebelum Louis Pasteur, dia juga menemukan kemungkinan penyakit menyebar melalui air dan tanah. Dia bahkan menyelidiki kesehatan emosional seseorang, jauh sebelum teknik biofeedback diperkenalkan.

Kontribusi lainnya antara lain deskripsi meningitis, berbagai bagian mata dan katup jantung, dan bagaimana saraf berkontribusi pada nyeri otot. Kemajuan yang dibuat dalam bidang anatomi, ginekologi, dan pediatri begitu canggih. Alhasil, bukunya segera menjadi buku teks utama yang digunakan di sekolah kedokteran Eropa hingga abad ke-17.

Dalam bukunya, ia mengembangkan sistem logikanya sendiri, logika Avicennian. Dalam matematika, Ibnu Sina menjelaskan tentang konsep aritmatika. Sementara dalam astronomi, dia mengusulkan bahwa Venus lebih dekat ke Matahari daripada Bumi. Dia juga menemukan alat untuk mengamati koordinat bintang, dan menyatakan bintang-bintang itu bercahaya sendiri.

Secara total, Avicenna menulis lebih dari 400 karya, dan sekitar 240 di antaranya masih bertahan. Simbol Pemberontakan Tanpa Akhir dari Amerika Latin Akal dan realitas Pencapaian Ibnu Sina menemukan kebenaran tertinggi ilmu, pantas mendapat perhatian. Konsepsi tentang realitas dan penalaran yang dia miliki berputar di sekitar Tuhan.

Sebagai prinsip dari semua eksistensi, dia berpandangan bahwa Tuhan adalah intelek murni, dan sumber dari segala sesuatu. Namun, karena “kebutuhan”, manusia dipanggil untuk menggunakan konsep nyata yang sekarang disebut ilmu pengetahuan. Dengan demikian, manusia dipanggil untuk mengembangkan dan menggunakan aturan logika untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsep dasar logika yang Ibnu Sina andalkan dikembangkan dari gurunya, Aristoteles. Dari konsep sang guru, dia menambahkan pandangannya tentang pentingnya kebutuhan manusia untuk mendapatkan pengetahuan untuk kemajuan hidupnya. Meskipun semua kecerdasan berasal dari Tuhan, menurutnya, kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan menentukan cara pandangnya.

Untuk mencapai itu, manusia perlu meningkatkan kehidupan mereka dengan mengembangkan keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual, dengan iman menjadi salah satu dari beberapa bahan utama yang menopang kehidupan. Menurutnya Tuhan sebagai titik tertinggi di atas intelek murni, tidak bertentangan dengan upaya manusia untuk mencari ilmu pengetahuan. Sebab dengan ilmu pengetahuan itu, manusia justru dapat lebih memahami keagungan Tuhan.

Alhikmah 2 tetap Istiqomah

Alhikmahdua.net- Dalam kehidupan kita konsistensi adalah suatu kunci kesuksesan terbesar yang harus di raih, konsistensi sendiri dapat disebut sebagai istiqomah, mendawamkan suatu hal, bagi individu ataupun kelompok. pondok inipun mengajarkan keistiqomaahn kepada santri-santrinya.

dari Al-hikmah dua tempo dulu hingga sekarang, Para Muassis pondok ini telah meng-Istiqomahkan untuk mendawamkan bacaan surat Al-Mulk dan Hizib Sakron untuk dibaca oleh santrinya.

Beliau-beliau telah mewarisi kita dengan Al-Mulk dan Hizib Sakron ini agar suatu saat nanti menjadi tameng bagi santri-santri-nya. Selekas jamaah sholat Isya biasanya para santri membacanya bersamaan baik di masjid An-Nur ataupun GOR alhikmah 2.

hal ini sudah menjadi adat bagi Alumni dan Santri Al-Hikmah 2, bahkan dari penuturan para alumni mereka berkata “Istiqomah membaca Al-Mulk dan Hizib Sakron masih tetap saya lakukan walau saya sudah tidak di Al-Hikmah 2 lagi.

Bahkan para Alumni yang notabenenya sekarang sedang belajar di timur tengah maupun luar negeri pun tetap meng-Istiqomahkan membaca Al-Mulk dan Hizib SAkron. Hal ini tak lain dan tak bukan salah satunya untuk terus ngalap barakah muassis dan dzurriyyah pondok pesantren Al-HIkmah 2.

Berikut bacaan Hizib Sakron oleh Habib Ali bin Abu Bakar


– Hizib Sakron – 


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللّهُمَّ إِنِّى أَحْتَطْتُ بِدَرْبِ اللهِ, طُولُهُ مَاشَاءَ اللهُ, قُفْلُهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, بَابُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ, صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, سَقْفُهُ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ
أَحاط بِنَا مِنْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ .مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ. (3×)
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ, لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَ لاَ نَوْمٌ, لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ, وَ لاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ, وَ لاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
بِنَا اسْتَدَارَتْ كَمَا اسْتَدَارَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِمَدِيْنَةِ الرَّسُولِ بِلاَ خَنْدَقٍ وَلاَ سُوْرٍ, مِنْ كُلِّ قَدَرٍ مَقْدُورٍ, وَحَذَرٍ مَحْذُورٍ, وَ مِنْ جَمِيْعِ الشُّرُورِ, تَتَرَّسْنَا بِاللهِ (3×) مِنْ عَدُوِّنَا وَعَدُوِّ الله, مِنْ سَاقِ عَرْشِ اللهِ, إِلَى قَاعِ أَرْضِ الله, بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ, عَزِيْمَتُهُ لاَ تَنْشَقُّ  بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ, صَنْعَتُهُ لاَ تَنْقَطِعُ بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ
اَللَّهُمَّ إِنْ أَحَدٌ أَرَادَنِى بِسُوءٍ مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ وَالْوُحُوشِ مِنْ بَشَرٍ أَوْشَيْطَانٍ أَوْسُلْطَانٍ أَوْ وَسْوَاسٍ, فَارْدُدْ نَظَرَهُمْ  فِى انْتِكَاسٍ, وَقُلُوبِهِمْ فِى وَسْوَاسٍ, وَ أَيْدِيْهِمْ فِى إِفْلاَسٍ, وَأَوْبِقْهُمْ مِنَ الرِّجْلِ إِلَى الرَّأْسِ, لاَ فِى سَهْلٍ يَجْدَعُ, وَلاَ فِى جَبَلٍ يَطْلَعُ, بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Alhikmahdua.net- Al-Hikmah 2 tetap Istiqomah

Hukum mendirikan sholat dzuhur setelah sholat jum’at

Sholat jum’at adalah ibadah yang rutin dilakukan oleh setiap kaum mu’min khususnya pada kaum adam. Pada dasarnya, seseorang yang telah melaksanakan Jumat tidak perlu lagi mengulang shalat zhuhur karena Jumat telah memadai.

Dalam kondisi tertentu, mengulang shalat zhuhur hukumnya dianjurkan bahkan bisa wajib. Mengulang shalat zhuhur disebut dengan shalat mu‘adah (shalat yang diulang). Bagaimana sebenarnya hukum mengulang shalat zhuhur setelah shalat Jumat?

Berikut adalah hukum mendirikan sholat dzuhur setelah sholat jum’at ;

Pertama, wajib.

Hukum ini berlaku dalam kondisi tidak terpenuhinya syarat keabsahan Jumat.

Contohnya adalah ditemukan dua jumatan dalam satu desa tanpa ada hajat. Sementara diragukan mana yang terlebih dahulu melaksanakan takbiratul ihram dari dua jumatan tersebut. Maka, masing-masing jamaah di kedua tempat tersebut wajib untuk mengulangi shalat zhuhur. Kewajiban mengulangi zhuhur ini dikarenakan shalat Jumat yang dilakukan di kedua tempat sama-sama tidak sah.

Sedangkan apabila yang dahulu melakukan takbiratul iharam adalah salah satunya, maka yang wajib mengulang shalat zhuhur adalah Jumat yang lebih akhir takbirnya. Sebab, dalam kondisi tersebut, Jumat yang dinyatakan sah adalah hanya jumatan yang pertama kali melakukan takbiratul ihram.

Kedua, haram.

Hukum ini berlaku saat syarat-syarat sah jumat sudah terpenuhi dan hanya dilakukan di satu tempat dalam satu desa. Dalam kondisi tersebut, haram hukumnya mendirikan shalat i‘adah zhuhur setelah shalat Jumat. Sebab Jumat sudah mewakili kewajiban zhuhur dan tidak ada tuntutan melakukannya. Ketika ibadah tidak ada anjuran dari syari’at, maka hukumnya haram dan tidak sah, sebagaimana ditegaskan dalam kaidah:

العبادة حيث لم تطلب لم تنعقد

Artinya, “Ibadah ketika tidak dituntut, maka tidak sah.”

Ketiga, sunnah.

Perincian hukum ini berlaku saat terjadi pelaksanaan dua Jumat dalam satu desa karena ada hajat, misalkan disebabkan daya tampung masjid yang tidak memadai. Pada kondisi tersebut, masyarakat diperbolehkan menyelenggarakan dua jumatan dan keduanya sah, baik yang lebih dahulu takbiratul ihramnya maupun yang lebih akhir. Selepas pelaksanaan Jumat, jamaah disunnahkan untuk mengulangi shalat zhuhur. Sebagian pendapat dari kalangan Syafi’iyyah tidak membolehkan berbilangnya jumatan dalam satu desa secara mutlak, meski ada hajat. Oleh karena itu, dalam kondisi dibutuhkan berbilangnya jumatan, jamaah dianjurkan untuk mengulangi shalat zhuhur setelah pelaksanaan Jumat untuk menjaga perbedaan pendapat ini, sebagai pengamalan dari sebuah kaidah fiqih berikut ini:

الخروج من الخلاف مستحب

Artinya, “Keluar dari ikhtilaf (perbedaan) ulama adalah dianjurkan.” Ketiga perincian di atas berlandaskan pada sebuah keterangan yang disampaikan Syekh Abu Bakr bin Sayyid Muhammad Syatha sebagai berikut:

والحاصل أن صلاة الظهر بعد الجمعة إما واجبة أو مستحبة أو ممنوعة فالواجبة كما في مسألة الشك والمستحبة فيما إذا تعددت بقدر الحاجة من غير زيادة والممتنعة فيما إذا أقيمت جمعة واحدة بالبلد فيمتنع فعل الظهر. والله سبحانه وتعالى أعلم

Artinya, “Kesimpulannya, shalat zhuhur setelah jumat adakalanya wajib, sunnah, dan haram. Yang wajib sebagaimana dalam persoalan diragukan (mana yang lebih dahulu melaksanakan takbiratul ihram saat terdapat berbilangnya jumatan tanpa ada hajat). Yang sunnah dalam persoalan berbilangnya Jumat dengan sebatas kebutuhan tanpa melebihi batas tersebut. Yang haram dalam permasalahan dilaksanakannya satu Jumat dalam satu desa, maka tercegah untuk melakukan shalat zhuhur. Wallahu a‘lam,” (Lihat Syekh Abu Bakr bin Sayyid Muhammad Syatha, Jam’ur Risalatain fi Ta’ddudil Jum’atain, halaman 9).

al-‘adabul fauqol ‘ilmi. Adab itu lebih tinggi dari pada ilmu.

Adab, adab dalam bahasa Arab berarti budi pekerti, tata krama, atau sopan santun

Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa adab ialah tata krama, moral, atau nilai-nilai yang dianggap baik oleh sekelompok masyarakat. Seseorang yang dapat menjaga adabnya berarti ia berhasil dalam segala hal.Dalam agama Islam, adab berasal dari dua sumber utama, yaitu Al Quran dan sunnah yang merupakan perbuatan serta kata-kata Nabi. Keduanya merupakan panduan bagi umat Muslim dalam menjalankan aktivitas sehari-hari agar menjadi orang yang beriman dan berakhlak.

.Dalam islam,adab itu lebih penting dari pada ilmu. Seseorang yang beradab padahal dia tidak berilmu maka itu lebih baik dibanding seorang yang berilmu tetapi tiada beradab. Adab juga menjadi tolak ukur dalam membentuk karakter orang sehingga memperoleh predikat umat yang berkualitas. Jika ingin menyampaikan ilmu haruslah beradab. Jika ingin menasihati haruslah tahu adab dan etika cara menasehati. Jika ingin mengajak pada kebaikan meski hanya hal-hal kecil sekalipun haruslah di dalam adab yang benar. Karena dakwah pertama yang dilakukan Muhammad pun juga soal adab dan etika. Nabi berpesan, sampaikan kebaikan dengan cara-cara yang baik. Ajaran ini mengandung makna jangan sampai meruntuhkan akhlak kiTidak masalah apabila ilmu kita masih dangkal tapi akhlak kita baik, Insya Allah , kita akan selalu dilindungi oleh Allah SWT dari segala macam fitnah, nafsu setan, maupun nafsu dari dalam diri kita sendiri.ta untuk memberi akhlak kepada orang lain. Imam Malik pernah berkata kepada muridnya, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.

Islam lebih meninggikan dan memuliakan orang-orang yang memiliki adab/akhlak daripada mereka yang berilmu. Ini juga yang menjadi tujuan / misi utama kenabian rasulullah SAW. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlakul karimah.” (HR. Bukhari)

Rasulullah juga bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mulia akhlaknya.” (HR. Bukhari) dan “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia.” (HR. Tirmidzi)

Tidak masalah apabila ilmu kita masih dangkal tapi akhlak kita baik, Insya Allah , kita akan selalu dilindungi oleh Allah SWT dari segala macam fitnah, nafsu setan, maupun nafsu dari dalam diri kita sendiri.

Jadi ,kesimpulannya adalah adab jauh lebih penting dari pada ilmu “adab dulu baru ilmu,karena belum tentu orang yg berilmu itu beradab”….semoga bermanfaat aamin.

IMAM SYAFI’I

Siapa yang tidak kenal dengan nama Imam Syafi’i yang kedudukannya sebagai salah satu dari imam pendiri mahzab.Selain Imam mahzab Imam Syafi’i juga adalah satu satunya imam yang merupakan keturunan Quraisy yang nasabnya tersambung dengan baginda Nabi Muhammad SAW melalui Abdul Manaf.Nama asli imam Syafi’i adalah Muhammad bin Idris bin’Abbas bin ‘Usman bin Syaafi’ bin Saaib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Haasyim bin ‘Abdul Mutthalib bin ‘Abdul Manaf.Awal dari beliau menuntut ilmu adalah membaca,menulis dan menghafal al qur’an.

Beliau mampu menghafal alqur’an dengan lancar ketika umur 7 thn dan melanjutkan menghafalkan syair syair arab dan kitab al Muwattha yang di tulis oleh Imam Malik.Ketika berada di Makkah beliau berguru dengan Sufian bin ‘Uyainah, salah seorang ahli hadist di Makkah. Beliau juga seorang pembesar Tabi’u Tabi’in yang wafat pada 198 H. Imam Syafi’i mengatakan, kalau bukan karena Malik dan Sufian, maka akan hilanglah ilmu Hijaz.

Imam Syafi’i juga berguru kepada Muslim bin Khalid al-Zanji, salah seorang ahli fikih di Makkah. Beliau juga merupakan pembesar Tabi’u Tabi’in yang wafat pada 179 H.

Pada 163 H, Imam Syafi’i berangkat ke Madinah Munawwarah untuk berguru kepada Imam Malik. Beliau merupakan salah seorang ulama ahli hadist sekaligus pakar fikih di Madinah yang wafat pada 179 H. Pada saat itu Imam Syafi’i berumur 13 tahun. Imam Syafi’i tidak meninggalkan kota Madinah kecuali setelah wafatnya Imam Malik. Ketika berumur 15 tahun, beliau mendapat rekomendasi dari gurunya Muslim bin Khalid untuk memberikan fatwa dalam masalah agama.  

Imam Syafi’i di lahirkan di kota gaza tahun 150 hijriyah,bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah,dan pada umur 2thn ibunya membawa beliau menetap di kota Makkah.Beliau berguru dengan banyak syeikh.Beliau juga belajar ilmu fiqih dari dua kutup yaitu dari Imam Malik dan Madrasah Rayi’ Imam Abu Hanifah.Selain beliau memiliki guru yang banyak,beliau juga memiliki murid yang banyak.Beliau itu termasuk ulama yang mengarang cukup banyak kitab yang diantaranya Al Umm dan Ar-risalah.

Rabi sulaiman salah satu murid Imam Syafi’i mengatakan beliau wafat pada malam Jum’at Ba’da Maghrib dan dimakamkan pada hari Jum’at Ba’da Ashar,hari terakhir bulan Rajab.Kata Rabi Sulaiman”Ketika kami pulang mengantarkan jenazah beliau kami melihat hilal bulan Sya’ban 204 H,dalam usia 54 tahun.

Ikhtiar dan Tawakal Seorang Santri

alhikmahdua.net,benda_Definisi seorang santri adalah seorang anak yang pergi jauh untuk mencari ilmu agama dan diharapkan bisa menjadi pemimpin atau tokoh masyarakat suatu hari nanti.Maka dari itu untuk menuju keberhasilan pastilah tidaklah mudah, didalam pesantren ada banyak ujian yang harus dihadapi seorang santri,contoh paling gampang yang sering santri alami adalah penyakit gudig atau nama lainnya adalah scabies. Penyakit gudig disebabkan oleh tungau kecil (sarcoptes scabies) yang bisa menyebabkan kulit kita jadi gatal-gatal,untuk mengatasi penyakit tersebut kita harus menghadapinya dengan ikhtiar dan tawakal.

Pengertian Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh dengan harapan untuk mendapatkan kabulan keinginan yang terbaik, untuk contohnya saya ambil dari tujuan santri pergi ke pesantren yaitu mencari ilmu, Mencari ilmu itu butuh perjuangan dalam artian belajar (mutholaah), santri itu harus sering-sering mutholaah kitab untuk mendapatkan apa yang diinginkan, jika santri tidak mutholaah pasti hasilnya akan kurang memuaskan atau bisa jadi mengecewakan.

Pengertian Tawakal

Tawakal adalah berserah diri kepada allah SWT,berserah diri disini dalam artian adalah menyerahkan nasib kita kepada allah SWT setelah kita berusaha (ikhtiar), beda lagi jika kita cuma tawakal pasti hasilnya akan mengecewakan, contohnya saya ambil dari kegiatan sehari-hari anak muda jaman sekarang yaitu memegang atau bermain HP, jika HP kita kehabisan baterai maka solusinya adalah kita harus mengecarsnya, namun jika kita cuman berserah diri kepada allah SWT (tawakal) dan tidak mau berdiri dengan berusaha untuk berjalan ke tempat cars-carsan maka tidak akan mungkin HP itu akan terisi kembali baterainya.

Jadi ikhtiar dan tawakal sangat penting bagi seluruh mahluk termasuk adalah seorang santri,ikhtiar dan tawakal berperan penting bagi kehidupan,dan kuncinya agar mendapatkan kedua ini adalah jangan malas,dalam artian jika kita menginginkan sesuatu berarti kita harus bergerak untuk meraih nya dan jangan bosan bosan untuk berdoa kepada allah SWT agar dipermudah dalam suatu hal apapun.

Jadi pesan saya bagi seluruh manusia khususnya santri ,adalah hindari firus yang bernama malas agar bisa tercapai sesuatu yang kita inginkan.skian dari saya jika ada yang salah saya minta maaf sebesar besarnya

10 Adab Murid Terhadap Guru menurut Imam Ghazali

Benda-alhikmahdua.net-kita sebagai seorang murid tentunya harus memiliki adab terhadap guru karena menurut para ulama santri atau murid yang akan berhasil adalah santri(murid) yang memiliki adab terhadap guru.Menurut nasihat Imam Ghazali yang di risalahkan yang berjudul  al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431) sebagai berikut:

 آداب المتعلم مع العالم: يبدؤه بالسلام ، ويقل بين يديه الكلام ، ويقوم له إذا قام ، ولا يقول له : قال فلان خلاف ما قلت ، ولا يسأل جليسه في مجلسه ، ولا يبتسم عند مخاطبته ، ولا يشير عليه بخلاف رأيه ، ولا يأخذ بثوبه إذا قام ، ولا يستفهمه عن مسألة في طريقه حتى يبلغ إلى منزله، ولا يكثر عليه عند ملله.  

Artinya, “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru, tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.”  

dari arti kitab di atas adalah:

1.Mendahului beruluk salam

2.Tidak banyak berbicara di hadapan guru layaknya merasa lebih tau dari orang sekitar(guru)

3.Berdiri ketika guru berdiri

4.Jangan membandingkan pendapat orang lain dengan pendapat guru kecuali diizinkan oleh guru

5.Tidak bertanya tanya kepada teman duduk ketika guru di dalam majelis atau sedang memberikan pelajaran

6.Tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru

7.Tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan guru

8.Tidak menarik pakaian guru dalam artian ketika ingin membantu guru yang mungkin sudah sepuh tetapi murid bisa berjongkok sebagai tumpuan guru untuk berdiri

9.Tidak menanyakan suatu masalah kepada guru sebelum guri sampai rumah

10.Tidak banyak menanyakan suatu hal kepada guru ketika guru lelah

KEUTAMAAN SHOLAT SUBUH

Pertama : Menjadi jalan untuk masuk surga. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَ

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

Kedua : Salah satu penghalang masuk neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634)

Ketiga : Berada diJalan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim )

Oleh karena itulah jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kita dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminanNya, maka Allah pasti menemukannya dan menelungkupkannya diatas wajahnya dalam neraka jahannam. (HR.Muslim no 163).

Berkaitan dengan hal ini ada sebuah contoh pada masa tabi’in yaitu Salim bin Abdullah, beliau adalah cucu dari Al – Faruq Umar Bin Khattab.

Salim bin Abdullah Radiallahu pernah menemui gubernur Hajaj bin Yusuf untuk memberitahu kebutuhan kaum muslimin. Hajaj menyambutnya dengan ramah dan mempersilahkannya duduk didekatnya dan memuliakan salim secara berlebihan. Selang beberapa saat, beberapa orang dibawa untuk menghadap Hajaj, rambut mereka kusut , debu menempel di badan mereka, wajah merekapun pucat, semua dalam keadaan dibelenggu dan terikat. Hajaj menoleh kepada Salim bin Abdullah seraya menjelaskan mereka adalah pemberontak, pelaku kerusakan di muka bumi, orang – orang ini menghalalkan darah yang Allah haramkan.

Gubernur kemudian menyerahkan pedangnya kepada Salim dan menunjuk salah seorang dari mereka seraya berkata: “Pergilah menuju dia, lalu tebas lehernya!” Salim menerima dia, lalu tebas lehernya!”Salim menerima pedang dari tangan Hajaj lantas berjalan mendekati orang yang dimaksud. Keadaan pun menjadi tegang, seluruh mata tertuju pada Salim, memperhatikan apa yang akan dilakukannya. Tepat dihadapan orang tersebut terjadi dialog berikut:

S: “Apakah anda muslim?”Salim bertanya.

F: “Ya, Saya muslim, tapi apa perlunya anda bertanya demikian? Lakukan saja apa yang diperintahkan kepada anda!

S: “Apakah anda shalat subuh?

F: “Sudah saya katakan saya ini muslim, kenapa anda masih bertanya demikian? Adakah orang muslim yang tidak shalat subuh? “Si terdakwa menjawab dengan nada tinggi.

S: “Maksud saya, apakah anda shalat subuh hari ini?

F: “Semoga Allah memberi anda hidayah, sudah saya tegaskan saya selalu shalat subuh, silahkan anda memenuhi perintah orang zalim itu agar dia tidak murka kepada anda.”

Salim bin Abdullah berbalik menghadap Hajaj lalu dia melempar pedang yang digenggamnya, seraya mengetakan: “Orang ini mengaku muslim dan berkata bahwa hari ini dia shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah Subhanahu Wata’ala, maka saya tidak akan membunuh seorang yang berada dalam perlindungan-Nya.

Keempat: Dihitung pahalanya seperti shalat semalam penuh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

Kelima : Disaksikan para malaikat malam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ

“Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)

Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat Subuh

Betapa banyak keutamaan yang bisa didapat oleh seseorang yang shalat subuh. Tidaklah kita takut disebut sebagai orang yang munafik, karena meninggalkan shalat subuh?

Dan banyak orang meninggalkan shalat subuh karena tertidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Cukuplah ancaman sebagai orang munafik membuat kita selalu memperhatikan ibadah yang satu ini.

Semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu memberi hidayah dan taufik kepada kita, khususnya bagi para laki – laki, supaya dapat melaksanakan shalat berjama’ah di masjid dan umumnya bagi para ibu untuk memotivasi anak dan suaminya untuk shalat berjama’ah dimasjid.

Aplikasi Karya Santri

Alhikmah-Untuk memperingati hari santri nasional,Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dan Amazon Web Service (AWS) menyelenggarakan kompetisi 4.0 dengan tema “Dari Santri untuk Pesantren dan Umat Islam”.Dengan memberikan rangkaian webinar dan pelatihan untuk para santri dari 20 pesantren.Kompetisi ini dilaksanakan pada hari ahad melalui zoom meeting.

Dalam kompetisi ini para santri akan membuat proposal proyek untuk pengembangan pesantren dan umat Islam melalui pemanfaatan teknologi pada AWS. Harapannya dari kompetisi ini santri dapat membuat aplikasi atau sistem yang nantinya berguna bagi dunia pesantren dan umat Islam.

Sebagai ajang asah kemampuan, 10 proposal proyek terbaik akan mendapatkan pendampingan khusus dari para ahli. Ide dan gagasan dalam proposal peserta kompetisi tersebut akan mendapatkan bantuan coaching and mentoring agar realisasinya terarah dan sesuai dengan kebutuhan, serta benar-benar memberi manfaat bagi pesantren dan umat Islam.

Country General Manager AWS dalam kompetisi ini,mengharapkan dengan munculnya inovasi dan produk-produk yang tidak hanya bisa menjadi solusi di pondok pesantren masing-masing peserta tapi juga untuk diimplementasikan ke pondok pesantren lain atau bahkan dengan skala yang lebih besar lagi

Rangkaian jadwal kompetisi akan dimulai dengan pengumpulan proposal proyek pada 15 Juli 2021 hingga pengumuman pemenang pada 12 september 2021. Harapannya banyak santri yang ikut berkompetisi dan menghasilkan produk digital yang sedang dibutuhkan oleh insan pesantren, terutama dalam menghadapi pandemi covid19 ini.

Manager Program Laptop for Buiders RMI PBNU berharap agar ada banyak santri yang mau berpartisipasi dalam kegiatan ini, sehingga dengan inovasi dan proyek yang dibuat oleh para santri tersebut, maka pesantren tidak tertinggal pada era zaman sekarang ini.

Selain sebagai amal jariah untuk pesantren dan umat islam, produk terbaik santri dari hasil kompetisi ini juga akan diberikan hadiah total 40 juta. Sebagai bentuk penghargaan kepada santri yang berpartisipasi dalam kompetisi ini, mereka juga akan didampingi dan direalisasikan proposal proyeknya dan yang terbaik akan diberikan hadiah total 40 juta.

Dengan adanya kompetisi ini dapat membuktikan bahwa santri di era sekarang ini juga dibimbing untuk membuat kreativitas yang sangat bermanfaat untuk semua orang.Dengan hal tersebut,mereka bisa menyebarkan ajaran islam menggunakan aplikasi yang mereka buat.

TIGA HAL YANG DISUKAI OLEH ALLAH

Terdapat dalam hadist riwayat bukhari muslim yang isinya sebuah pertanyaan. Abdullah bin mas’ud bertanya kepada Rasulullah SAW ”Ya Rosul apa sih yang paling disukai oleh Allah?” jawab beliau Rosul ” yang pertama adalah Sholat pada waktunya” dan Abdullah bin mas’ud bertanya lagi ”bila yang ke2 apa ya Rosul?” jawab_Nya ”yaitu berbaktilah kepada orang tua” jawab Rosul,lalu Abdullah bin mas’ud bertanya lagi ”ya Rosul bila yang ke3 apa itu?” jawab Rosul ”yang ke3 adalah berbakti kepada orang tua”

Apa dalam hadist tersebut kita sudah terpenuhi semuanya? Bila dalam sholat itu kita bisa memenuhinya maka oleh Allah diberi jaminan akan orang mu’min itu masuk surga,tetapi kita harus bisa melihat dan bercermin terhadap diri kita sudahkah kita memenuhi lima waktu itu dan tepatnya waktu kita ketika sholat? Allah menjamin untuk para umatnya yang menaati aturan dalam islam. Bila kita membuka dalam kitab Irsyadulibad, seseorang yang melakukan sholat tepat waktu akan Allah beri kepada seseorang itu dengan jalan cepat ketika berada diatas jembatan Sirotolmustakin,dan bukan hanya itu yang akan Allah beri masih banyak lagi.

Allah maha pemurah kita baru akan berbuat 1 kebaikan akan dicatat dalam buku amal kita 1 pahala, lalu bila melakukannya kebaikan tersebut maka 1 lagi akan Allah perintahkan kepada malaikat 2 pahala yang ditulisnya. Terkadang kita suka mengeluh apa yang sudah ditakdirkan dan diberikan dari Allah, ya gk sih? Patutlah kita bersyukur dalam ke adaan apapun Allah maha adil dan bijaksana

Yang kedua adalah berbakti kepada orang tua,perjuangan orang tua itu tidak bisa lah diganti dengan apapun apakah kita tau apa yang dirasakan orang tua bila merasa sakit hati terhadap omongan anaknya sendiri,bahkan kata ”AH” yang dikeluarkan dari mulut kita itu menyinggung hati beliau. Kasih sayangnya orang tua itu tidak bisa dihitung seberapa besar pengorbanan yang mereka keluarkan bukan ?itu tidak akan bisa dihitung oleh apapun, lantas apa yang akan kita lakukan? berdoalah untuknya dan turutilah segala perintahnya selagi perintah dari orang tua kita tidak melenceng tentang agama dan iman sebab kita meminta Ridho nya kepada orang tua sama halnya meminta ridho nya ALLAH SWT.

Dan yang ketiga adalah jihad adalah perjuangan dengan mengerahkan segenap kemampuan, baik perjuangan dalam bentuk melawan musuh di medan pertempuran, atau perjuangan tanpa terjun ke medan pertempuran. Sehingga muslim yang berjuang dengan menuntut ilmu kemudian berdakwah di jalan Allah SWT, sudah termasuk mujâhid (pelaku jihad). Jihad dijalan ALLAH,salah satunya bisa kita artikan dengan pesantren ,mengaji dan menuntut ilmu. Masih banyak yang bisa kita contoh kan lagi,mungkin dengan kita bersungguh-sungguh ALLAH akan memberikan jalan yang lurus kepada orang-orang yang yakin dan dengan niatnya yang baik mendukung untuk suatu kemajuan rasa ingin tahu nya terhadap ilmu yang kita belum miliki dan amalkan lah ilmu itu walaupun sedikit karena menuntut ilmu lebih baik dari pada 100 sunnah yang kita kerjakan.

Sedikit berbagi tentang apa yang kita belum tahu dan yang kita ingin tahu, baca lah bila kita ingin tahu, karena salah satu kunci kesuksesan adalah membaca. Dan mungkin ada kesalahan dari penjelasan diatas mohon maaf atas pengertiannya. Penjelasan yang sayang saya ambil dari buku rosulullah dan kitab.