Malhikdua Gelar Studi Banding ke Tiga Negara Asia
Jauh-jauh hari sebelum kementrian pendidikan nasional mencanangkan program wajib keterampilan di disetiap sekolah, Madrasah Aliyah Al-Hikmah 2 (Malhikdua) sudah menerapkan program keterampilan yang berbasis life skill education, yang antara lain terdiri dari program keterampilan komputer, Bahasa Inggris, Tata busana, Perikanan dan pengelasan. Kurang lebih sudah semenjak 12 tahun yang lalu setiap siswa Malhikdua diwajibkan untuk memilih program keterampilan yang diminatinya.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikannya, diawal tahun baru 2013 ini, Malhikdua, sebuah sekolah swasta yang bernaung di bawah Pesantren Al-Hikmah 2 Brebes ini menggelar program baru yaitu studi banding ke 3 sekolah pada tiga negara asia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Studi banding ini di ikuti oleh 27 siwa Malhikdua dan didampingi oleh Perwakilan Majlis Pengasuh Pesantren Al-Hikmah 2, Kepala Sekolah dan 5 guru Malhikdua. Studi banding dijadwalkan berlangsung selama satu minggu (14-20/01). Rombongan bertandang menuju bandar udara internasional soekarno-hatta pada hari Ahad (13/01) pukul 20.00 WIB.
Rombongan yang terdiri dari siswa-siswi jurusan Keagamaan, Emercy (IPA Unggulan) dan IPA Reguler. Rombongan Malhikdua tiba di Kuala Lumpur sekitar pukul 12.00 WIT setelah menempuh perjalanan udara kurang lebih selama dua jam.
Agenda Studi banding ke 3 negara asia ini sangat selaras dengan jargon Malhikdua: Think Globaly Act Localy, “Walalupun kita hidup didesa, tapi pengetahuan kita harus mendunia”, Tutur Kepala Sekolah Malhikdua, H. Mukhlas Hasyim disela-sela acara pembekalan terahir sehari sebelum keberangkatan. Waka keterampilan Malhidua, Drs. Slukhi Aziz juga menuturkan bahwa salah satu tujuan studi banding ini adalah untuk mengklarifikasi, “Apakah benar pendidikan di negeri tetangga terutama Malaysia dan Singapura lebih naik dari Indonesia?”.
Selain dirancang untuk menambah wawasan siswa agar tidak mudah terbawa arus globalisasi yang semakin deras serta mencetak generasi yang tidak ‘kegetan’ dan ‘latah’, maksud utama daridiadakannya acara ini adalah agar Malhikdua bisa menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah yang dikunjungi, dan pada ahirnya Malhikdua berharap bisa mengadakan pertukaran pelajar atau guru dengan sekolah yang bersangkutan.
Kunjungan ke Madrasah ABIM Malaysia
Selepas landing di Bandar Udara international Kuala Lumpur yang baru pada Senin (15/01), hari itu juga rombongan Malhikdua dijadwalkan mengunjungi salah satu Madrasah atau sekolah islam di kawasan Sungai Ramal, Kajang. Madrasah ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) yang sudah berdiri sejak tahun 1989 M ini dikepalai oleh Tengku Noor Katina.
Sambutan hangat sangat terasa ketika rombongan tiba, acara penyambutan digelar di aula serba guna Madrasah ABIM. Satu hal yang unik pada acara pembukaan ini adalah ketika Ust. Nazzil Syaifuddin selaku pembawa acara membuka kalamnya dengan pantun-pantun sambutan selamat datang khas melayu.
Setelah sambutan masing-masing sekolah usai, siswa ABIM unjuk gigi dengan menampilkan grup Sholawatnya, tak kalah siswi Malhikdua juga tak mau ketinggalan dengan menampilkan Grup Nasyid yang membawakan 2 lagu dari Raihan.
Setelah diajak keliling mengitari bangunan Madrasah, rombongan dipersilahkan menyantap sajian di kantin Sekolah. Perwakilan ABIM menanggapi dengan positif tawaran pertukaran pelajar atau guru yang ditawarkan oleh pihak Malhikdua, bahkan pihak ABIM akan mengupayakan pertukaran pelajar atau guru bisa direalisasikan tahun 2013 ini.
Dari segi bangunan, Madrasah ABIM tak jauh beda dari bangunan Madrasah-madrasah di Indonesia. Pendidikan Islam yang diajarkan disana pun tak jauh beda dengan yang diajarkan di Malhikdua, namun, pada perkembangannya Madrasah ABIM belum sampai pada pembekalan keterampilan berbasis life skill education untuk siswanya, seperti yang diterapkan Malhikdua,
sehingga siswa sudah siap memasuki dunia kerja sesuai keterampilan yang ditekuni apabila seusai masa belajar terpaksa harus mencari nafkah demi memenuhi tuntutan hidup.
Kunjungan Madrasah Al-Junied Singapura
Pada hari ketiga berada di negeri tetangga, Rabu (16/01) Rombongan Malhikdua sudah berada di negeri 1001 larangan, Singapura, setelah sebelumnya menginap di Johor Bahru yang tak jauh dari perbatasan Malaysia-Singapura. Madrasah kedua yang dijadwalkan untuk dikunjungi adalah Madrasah Al-Junied, Madrasah yang memiliki sekitar 2000 siswa ini terletak di kawasan 30
Victoria Lane Singapura. Rombongan tiba di Madrasah Al-Junied sekitar pukul 14.30 WIT. Kesempatan yang sangat berharga karena pada hari yang sama Madrasah Al-junied juga mendapat kunjungan siswa dari Jepang. Akan tetapi sangat disayangkan karena Mudir atau Kepala sekolah Al-Junied tidak bisa ikut menyambut dikarenakan tepat pada jam yang sama Al-Junied kedatangan tamu dari Kementrian Agama Singapura.
Walaupun demikian, acara penyambutan tetap berjalan lancar dan meriah. Selain diisi dengan sambutan-sambutan dari masing masing sekolah, acara penyambutan juga diisi dengan penampilan kreatifitas siswa Al-Junied, Malhikdua dan beberapa penampilan siswa dari Jepang.
Madrasah yang sudah berdiri pada tahun 1927 M ini juga membekali siswanya dengan berbagai keterampilan, ditambah lagi dengan wajibnya penguasaan Bahasa Inggris, Arab dan Mandarin untuk setiap siswa yang duduk di bangku Sekolah menengah Atas dan Pertama. Terlihat saat disela-sela acara siswa Malhikdua berbincang lepas dengan siswa Al-Junied menggunakan Bahasa Arab dan Inggris.
Beruntung pada ahir acara H. Mukhlas Hasyim kepala sekolah Malhikdua bisa bertemu dengan Kepala sekolah Madrasah Al-Junied Al-Islamiah H. Husein Mathlub yang juga lulusan Al-Azhardan sempat bercakap-cakap sejenak.
Tawaran pertukaran pelajar juga ditanggapi oleh Madrasah Al-Junied dengan tangan terbuka, namun dari pihak Al-Junied belum bisa memutuskan kapan pertukaran pelajar atau guru itu bisa direalisasikan.
Kunjungan ke Madrasah Salahuddin Thailand
Setelah menempuh perjalanan darat Malaysia-Thailand dengan menggunakan bus dengan waktu tempuh kurang lebih 9 jam, rombongan Malhikdua tiba di kota perbatasan Malaysia-Thailand Dan Nok pada hari Jumat (17/01). Namun bukan kota Dan Nok lah yang menjadi tujuan. Sakitar satu jam dari perbatasan, rombongan sampai ditempat tujuan: Madrasah Salahuddin yang terletak di daerah Chana provinsi Songkhla sekitar 30 menit dari kota Hat Yai. Rombongan disambut dengan spesial oleh siswa dan guru Madrasah Shalahuddin dan dipersilahkan untuk langsung menempati ruang acara tepat pukul 14.00 WIB.
Di Thailand, jarang sekali terlihat ditulisan-tulisan pinggir jalan yang menggunakan latin, karena memang bahasa resmi yang digunakan di Thailand adalah bahasa Siam dengan tulisan yang agak mirip huruf Jawa. Hal itu pula yang mempengaruhi sulitnya siswa Thailand untuk menguasai Bahasa asing, Guru-guru bahasa di Madrasah Salahuddin masih belum menemukan metode pembelajaran bahasa yang tepat untuk diterapkan sebagai acuan pembelajaran bahasa di Madrasah, sedangkan Malhikdua sudah mulai menerapkan metode pembelajaran bahasa yang komprehensif mulai 17 tahun yang lalu melalui program MAKnya.
H. Husni bin Daud, kepala Madrasah Salahuddin sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke Indonesia, terahir kali tempat yang ai kunjungi adalah salah satu Pesantren yang berada di Wonosobo, bahkan ada 2 Guru Madrasah Salahuddin yang pernah menimba ilmu di Jawa.
Walaupun Madrasah-madrasah Islam di Thailand dibatasi ruang geraknya oleh pemerintah, namun Madrasah Shalahuddin bisa berkembang dengan pesat, itu semua tak terlepas dari perjuangan para Asatidz Madrasah Sahalahuddin.
Seperti pada sekolah-sekolah sebelumnya, tawaran pertukaran pelajar atau guru pun disambut dengan positif oleh pihak Salahuddin, apalagi Madrasah Shalahuddin sangat kekurangan tenaga pengajar bahasa asing seperti Bahasa Arab dan Inggris.
Wisata Selain studi banding ke tiga Madrasah diatas, rombongan Malhikdua juga mengunjungi beberapa tempat bersejarah dan tempat wisata. Beberapa tempat bersejarah dan wisata yang di kunjungi adalah Batu Caves, Genting Highland, Menara Petronas di Malaysia dan Universal Studio,
Merlion Park di Saingapura, karena terlalu lama melakukan kunjungan di Madrasah Shalahuddin, rombongan tak punya banyak waktu untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Thailand.
Sumber : http://malhikdua.sch.id