Karena Tidak Sabar
Konon Sayyidina ‘Ali ra, suatu ketika hendak memasuki masjid, lalu beliau berkata kepada pada seorang lelaki yang sedang berdiri di pintu masjid “Peganglah baghlah saya ini (Baghlah adalah bighal betina, yakni hewan sejenis kuda kecil).” Kemudian orang malah mengambil (mencuri) tali kekangnya.
Tidak berselang lama, Sayyidina ‘Ali keluar dari masjid dan ditangannya terdapat uang dua dirham (dirham : satuan mata uang logam perak, dengan ukuran kira-kira 1 dirham = 2.949 gram.) untuk memberi imbalan kepada orang itu, karena telah menjaga baghlahnya.
Akan tetapi beliau mendapati baghlahnya berdiri tanpa tali kekang lagi. Lalu Sayyidina ‘Ali menaikinya dan pergi serta memberikan dua dirham itu kepada pelayannya untuk membeli tali kekang untuk baghlahnya lagi.
Kemudian pelayan itu menemukan tali kekang baghlah tadi, di pasar. Pencuri itu telah menjualnya dengan harga dua dirham. Lalu Sayyidina ‘Ali berkata :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرِمُ نَفْسَهُ الرِّزْقَ الْحَلاَلَ بِتَرْكِ الصَّبْرِ وَلاَ يَزْدَادُ عَلَى مَا قُدِرَ لَهُ.
“Sungguh, seorang hamba benar-benar menghalangi dirinya dai rizki yang halal karena tidak sabar. Dan ia hanya akan mendapa apa yang telah ditetapkan baginya.”
Seadainya mau bersabar, lelaki tadi semestinya akan mendapat upah dua dirham yang halal dari Sayyidina ‘Ali. Tetapi karena tidak sabar, akhirnya ia mendapat dua dirham yang haram, karena dia peroleh dengan cara mencuri.
Hanif Hidayatullah