artikel santribiografiPesantren KamiSerambi Pesantrentokoh muslim

๐๐ˆ๐Ž๐†๐‘๐€๐…๐ˆ ๐ˆ๐Œ๐€๐Œ ๐ˆ๐๐๐” ๐Œ๐€๐‹๐ˆ๐Š ๐๐„๐๐†๐€๐‘๐€๐๐† ๐Š๐ˆ๐“๐€๐ ๐€๐‹๐…๐ˆ๐˜๐€๐‡ ๐ˆ๐๐ ๐Œ๐€๐‹๐ˆ๐Š

๐™‡๐™–๐™ฉ๐™–๐™ง ๐˜ฝ๐™š๐™ก๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™„๐™—๐™ฃ๐™ช ๐™ˆ๐™–๐™ก๐™ž๐™ 

AlHikmahduaNet- siapa yang tak kenal Ibnu Malik. Beliau adalah ulama besar yang familiar dengan sebuah kitab yang bernama ALFIYAH. KItab ini berisi tentang kaedah bahasa arab yang bermuara seputar ilmu nahwu dan shorof yang banyak di-aji dan di-kaji di dunia pesantren-pesantren dan fakultas-fakultas pada umumnya, bahkan kitab ini dijadikan landasan pengajaran literature bahasa arab di universitas Al-Azhar Kairo-Mesir.

Nama lengkap beliau adalah Syeikh Al-Alamah Muhammad Jamaluddin ibnu Abdillah ibnu Malik Al-Thay, lahir di sebuah kota kecil yang bernama Jayyan. Dimana Andalusia ( Spanyol ). Konon ketika itu, penduduk negeri tersebut sangat mencintai pengetahuan, sehingga mereka sibuk berlomba-lomba untuk mencapainya, bahkan mereka bersaing dalam menciptakan sebuah karya-karya ilmiah.

๐™Ž๐™š๐™ ๐™ž๐™ก๐™–๐™จ ๐™๐™š๐™ฃ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™‹๐™š๐™ฃ๐™™๐™ž๐™™๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ ๐˜ฝ๐™š๐™ก๐™ž๐™–๐™ช

Ketika beliau masih usia muda, beliau sangat gemar sekali menuntut ilmu, bahkan beliau pernah belajar kepada seorang ulama yang bernama Syaikh Al-Syalaubini ( wafat 645 H ) yang berada didaerahnya sendiri. Setelah beranjak dewasa, beliau berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Dan setelah itu, beliau langsung menuju perjalanan ke Damaskus untuk menimba ilmu pengetahuan. Di sanalah beliau belajar ilmu dari beberapa ulama besar, di antaranya adalah Al-Sakhawi ( wafat 643 H ). Dari Damaskus kemudian beliau berangkat lagi ke-kawasan Aleppo, dan beliau menuntut ilmu kepada Syaikh Ibn Ya`isy al-Halaby ( wafat 643 H ) seorang ulama besar yang berada di-kawasan tersebut.

๐™†๐™š๐™ ๐™–๐™œ๐™ช๐™ข๐™–๐™ฃ ๐™‹๐™–๐™ง๐™– ๐™๐™ก๐™–๐™ข๐™– ๐˜ผ๐™ฉ๐™–๐™จ ๐™†๐™š๐™Ÿ๐™š๐™ฃ๐™ž๐™ช๐™จ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™ฎ๐™–

Nama Ibnu Malik didaerah tersebut mulai tercium harum dan dikagumi oleh para ulama, karena kejeniusan dan kecerdasan beliau yang sangat luar biasa didalam menyampaikan sebuah karya ilmiah. Beliau banyak menampilkan teori-teori mazhab Andalusia, yang jarang diketahui oleh orang-orang Syiri`a pada waktu itu.

Teori nahwiyah semacam ini, banyak diikuti oleh murid-muridnya, seperti Imam Al-Nawawi, Ibn Al-Athar, Al_Mizzi, Al-Dzahabi, Al-Shairafi, dan Qadli al-Qudlat Ibn Jamaah . Untuk menguatkan teorinya ini, tidak segan-segan mengambil syahid ( bukti ) dari teks-teks Al-Quran juga menyajikan teks Al-Hadist.

Beliau juga mengambil syahid dari syair-syair sastrawan Arab kenamaan. Semua itu adalah pemikiran yang diproses melalui paradigma yang dituangkan dalam kitab-kitab karanganya, baik berbentuk nadhom ( syair puisi ) atau berbentuk natsar ( prosa ). Sesungguhnya, karangan beliau ini masih lebih baik dan indah lebih indah dari para tokoh pendahulunya.

๐™†๐™–๐™ง๐™ฎ๐™–-๐™†๐™–๐™ง๐™ฎ๐™– ๐˜ฝ๐™š๐™ก๐™ž๐™–๐™ช

Diantara karya-karya agung beliau adalah Nazhom al-Kafiyah al-Syafiyah yang terdiri dari 2.757 bait. Kitab ini menyajikan semua informasi tentang ilmu nahwu dan shorof yang diikuti dengan komentar ( syarah ). Kemudian kitab ini diringkas menjadi 1002 bait, yang kini terkenal dengan nama ALFIYAH IBN MALIK. Kitan ini bisa disebut Al-Khulashah ( ringkasan ) karena isinya mengutip inti uraian dari Al-Kafiyah, dan bisa juga disebut ALFIYAH ( ribuan ) karena bait syairnya terdiri dari seribu baris. Kitab ini terdiri dari 80 bab, dan setiap bab diisi oleh puluhan bait dengan narasi yang indah. Al-Sayuthi dalam kitabnya, Bughyat al-Wu`at adalah diantara salah satu ulama yang gemar menghimpun semua tulisan ibnu malik.

๐™†๐™ž๐™ฉ๐™–๐™— ๐˜ผ๐™ก๐™›๐™ž๐™ฎ๐™–๐™ ๐™Ž๐™š๐™—๐™ช๐™–๐™ ๐™†๐™–๐™ง๐™ฎ๐™– ๐˜ผ๐™œ๐™ช๐™ฃ๐™œ ๐™”๐™–๐™ฃ๐™œ ๐˜ฟ๐™ž๐™œ๐™š๐™ข๐™–๐™ง๐™ž

Sebelum kerajaan besar di Andalusia runtuh, pelajaran ilmu nahwu pada awalnya cenderung tidak banyak diminati oleh masyarakat. Akan tetapi setelah lama-kelamaan, pelajaran ini mulai banyak di gemari oleh masyarakat terpencil, maka mulailah bermunculan karya-karya ilmiah dari goresan tinta para ulama dan para cedikiawan jenius, yang menambah semarak kecintaan masyarakat terhadap ilmu nahwu dan shorof.

Dalam kitab Kasyf Al-Zhunun, para ulama penulis Syarah Alfiyah berjumlah tidak kurang dari 40 orang. Sebagian mereka ada yang menulis hanya dengan sebuah karya singkat ( mukhtashar ). Di sela-sela itu muncullah beberapa karya baru dari beberapa ulama yang memberikan catatan sisi ( hasyiyah ) pada setiap kitab-kitab syarah.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button