Takut Mati
Telah saya sampaikan bahwa semua kita itu diberi modal oleh Allah swt, yaitu : modal sempat, modal waktu.
Ahli kubur ini mengkagumi kepada penghuni dunia yang masih hidup, kalau waktunya itu hanya dibuat ongkang-ongkang, anggur-angguran, kerja akhirat tidak, amal akhirat tidak, amal dunia tidak, sehingga ahli kubur ini terkadang nangisi, nangisi wong sing ngalam dunyo. Kata Ahli kubur : “kami ingin kembali ke alam dunia sekedar ingin baca tasbih, sekedar kami ingin shalat dua rakaat, itu saja tidak diberi waktu, tidak diberi kesempatan, la ada manusia yang sempat kok waktunya dibuang-buang, tidak dimanfaatkan dengan baik”.
Di depan sudah saya katakan :
أَنَّ الْمَوْتَى يَتَمَنَّوْنَ أَنْ يُؤْذَنَ لَهُمْ بِأَنْ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ.
Jadi ahli kubur itu pada berharap ingin diberi izin sekedar hanya untuk melaksanakan dua rakaat saja, atau sekedar untuk mengatakan :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
Ataupun sekedar diberi hanya untuk membaca tasbih satu kali saja, :
فَلاَ يُؤْذَنُ لَهُمْ
Mereka, tidak diizinkan. Karenanya :
فَيَتَعَجَّبُوْنَ مِنَ اْلأَحْيَا
Penghuni kubur ini kagum kepada orang-orang yang masih hidup, diberi kesempatan, kemudian waktunya diterlantarkan, tidak digunakan secara baik.
Karenanya, kita, ya, paling berharap Allah swt, memberikan pertolongan kepada kita untuk bisa memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya, untuk ingat sakaratul-maut, untuk ingat bagaimana beratnya orang yang ada dalam kubur. Sehingga dengan demikian, manusia di dunianya dalam keadaan siaga, dalam keadaan siap untuk menerima panggilan dari Allah swt.
Terkadang orang yang takut mati itu, cepat mati, kok wedi mati. Padahal kata shahabat Abu Bakar :
يَحْرِثْ لَكَ الْمَوْت يُوْرَثْ لَكَ الْحَيَاة
Kalau kamu mencintai mati, malah kamu diberi hidup. Dadi kapan wong arep-arep mati malah terkadang ora mati-mati, diparingi urip, tapi wong sing wedi mati malah ketekanan pati.
Jadi, mestinya takut mati itu bukan persoalan dicabutnya nyawa, (tapi) takut tidak adanya bekal untuk hidup di alam kubur sana.
(Hanif Hidayatullah -Disarikan dari Pengajian Tanbighul Ghafilin)