Ragam Metode Belajar di Pesantren
Sejatinya ada begitu banyak ragam atau model pembelajaran di Pondok Pesantren. Sangat dimungkinkan metode belajar yang digunakan di satu Pesantren berbeda dengan Pesantren lainnya. Mengingat luasnya wilayah sebaran Pesantren di tanah air. Tulisan ini hanya memaparkan beberapa ragam metode yang umum disepakti oleh para pakar dan peneliti pendidikan di Pesantren.
1. Weton / Bandongan
Istilah weton berasal dari kata wektu (bhs Jawa) yang berarti waktu. Disebut metode weton karena pengajian diberikan pada waktu-waktu tertentu, seperti sebelum atau sesudah shalat fardlu. Metode ini merupakan metode kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran denagn duduk di sekeliling Kyai. Sementara sang Kyai sedang menerangkan, para santri menyimak kitab masing-masing sembari membuat catatan. Istilah weton ini, di Jawa Barat disebut dengan bandongan.
2. Sorogan
Kata ini berasal dari sorog (bahasa Jawa), yang berarti menyodorkan. Disebut sorogan karena setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan Kyai atau asisten Kyai. Metode ini mengugunakan pendekatan belajar individual, dimana seorang santri berhadapan denagn seorang guru, sehingga interaksi langsung diantara keduanya. Sistem sorogan ini terbukti sangat efektif dalam mempersiapkan santri untuk menjadi seorang yang alim. Pasalnya, metode ini memungkinkan seorang guru untuk mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal kemampuan santri, khususnya dalam menguasai bahasa Arab.
3. Halaqah
Metode ini merupakan kelompok kelas dalam sistem bandongan. Metode ini dipahami sebagai cara belajar sekelompok santri dibawah bimbingan seorang guru atau belajar bersama dalam satu tempat. Halaqah juga dipahami sebagai kegiatan diskusi untuk memahami sebagai kegiatan diskusi untuk mempertanyakan kemungkinann benar salahnya pesan yang diajarkan kitab, tetapi untuk memahami apa maksud yang diajarkan oleh kitab.
4. Hafalan
Di Pesantren, metode ini umumnya dipakai untuk menghafal kitab-kitab tertentu. Namun, sering juga dipakai untuk menghafal Al Qur’an, baik surat-surat pendek maupun secara keseluruhan. Hafalan ini kemudian ditindaklanjuti dengan sistem setoran. Yaitu, membacakan apa yang sudah dihafal di depan Kyai / Ustad.
5. Metode Lainnya
Selain keempat metode diatas, dalam berbagai kesempatan Pesantren sebenarnya juga mengaplikasikan beragam metode belajar lain semisal, ceramah, diskusi, Tanya jawab, CBSA, penugasan dan lain sebagainya.
Sumber : Model –Model di Pesantren, Drs. H. Mahmud, MM. hlm 66-68 Penerbit : Media Nusantara