JEJAK KONTRIBUSI ILMUWAN ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU ALAM
alhikmahdua.net-Ilmu Alam merupakan sesuatu yang tidak asing di telinga kita. Namun apakah kita tahu bagaimana perjalanan keilmuan yang mempelajari aspek dunia fisik ini hingga berkembang dan maju, menciptakan teknologi yang canggih dan terus berkembang dari masa ke masa.
Ilmu dan pengetahuan bukanlah dua kata yang memiliki satu makna yang tepat sama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak memperkaya kehidupan kita. Sukar dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu tidak ada.
Sedangkan ilmu mempelajari sesuatu bagaimana adanya. mengenai perbedaan keduanya sering pula dikatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang sistematis. jadi ilmu termasuk dari bagian ilmu pengetahuan. dengan kata lain semua ilmu adalah pengetahuan, akan tetapi tidak semua pengetahuan dikatakan sebagai ilmu.
Ilmu sendiri tidaklah bersifat ajeg atau statis. Ilmu juga berkembang dari satu masa ke masa yang lain. Ilmu alam misalnya, tidak mungkin secara tiba-tiba berada pada tahap ini. Untuk sampai pada tahapnya yang sekarang ini, ilmu-ilmu alam itu telah menempu fase-fase perkembangan ilmu. berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan ilmu alam.
Pertama, cerita mengenai ilmu alam dimulai dari usaha manusia untuk menjelaskan gejala alam sejak dulu kala. Mereka memperhatikan berbagai kekuatan alam yang berada disekeliling mereka, seperti hujan, banjir, topan, gempa bumi, dan letusan gunung berapi.
Mereka merasa tak berdaya menghadapi kekuatan alam yang sangat dahsyat dan menganggap kekuatan luar biasa. Sebagai jalan pintas manusia pun mencoba menjelaskan peristiwa dahsyat tersebut sebagai tindakan makhluk yang luar biasa pula.
Maka, berkembanglah mitos para dewa dengan berbagai kesaktiannya, sesuai dengan pengetahuan mereka. Di beberapa masyarakat, dijumpai pula upaya ‘berdamai’ atau bahkan mengontrol gejala alam tersebut dengan sajian (sesajen).
Tahap selanjutnya ditandai oleh usaha manusia untuk mencoba menafsirkan dunia terlepas dari mitos. Dengan mempelajari alam, mereka mengembangkan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis seperti untuk membuat tanggul, pembasmian hama dan bercocok tanam.
Peradaban Mesir Kuno misalnya, kurang lebih 3.000 tahun sebelum Masehi telah mengembangkan irigasi dan meramalkan timbulnya gerhana.Pada tahap ini mulai berkembang ilmu pengetahuan yang berakar pada pengalaman berdasarkan akal sehat yang didukung oleh metode mencoba-coba.
Tahap selanjutnya dari perkembangan ilmu adalah tumbuhnya rasionalisme yang secara kritis mempermasalahkan dasar-dasar pikiran yang bersifat mitos. Tahap ini menimbulkan banyak teori yang mencoba menemukan kebenaran secara analisis dan kritis.
Akan tetapi metode rasionalisme juga tidak sepi dari kelemahan. Kelemahan dalam berfikir rasional pada akhirnya menimbulkan berkembangnya empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar itu didapat dari kenyataan pengalaman secara indrawi.
Maka berkembanglah metode eksperimen yang yang merupakan jembatan antara penjelas teori dengan pembuktian yang dilakukan secara empiris yang dialami oleh indra manusia.
Metode eksperimen adalah tahapan selanjutnya dalam perkembangan ilmu alam. Metode dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada masa keemasan islam. Semangat pemikir-pemikir Yunani yang telah padam digantikan dengan kebudayaan dan kejayaan islam dalam keilmuan.
Dalam perjalanan sejarah, maka lewat orang muslim dan bukan lewat kebudayaan lain dunia modern sekarang ini mendapatkan kekuatan dan cahayanya. Eksperimen ini dimulai oleh ahli-ahli kimia, yang pada mulanya didorong oleh tujuan untuk mendapatkan ‘obat ajaib untuk awet muda’ ( Elixir Vitae) dan ‘rumus membuat emas dari logam biasa’.
Metode eksperimen yang pada awalnya dikembangkan ilmuwan islam kemudian dikenalkan didunia Barat oleh filsuf Roger Bacon (1561-1626). Bacon berhasil meyakinkan komunitas ilmiah untuk menerima metode eksperimen. Sayangnya Bacon tidak menyebutkan siapa pendahulunya. Bukan rahasia lagi sepertinya, bahwa Barat memang cenderung untuk mengecilkan kontribusi dunia Timur (terutama ilmuwan muslim) dalam perkembangan kemajuan peradaban Barat.
Kontribusi dunia islam misalnya bisa dilihat dari maraknya penerjemahan filsafat Yunani yang kemudian menjadi inspirasi gerakan Renaissance di dunia Barat yang bisa dibaca sampai sekarang. Demikian juga pertanian di Spanyol, mereka mendapat warisan peradaban islam dalam bentuk irigasi sampai saat ini.
Selanjutnya ilmu berkembang pesat pada masa modern. Teori-teori baru dalam bidang ilmu bermunculan. Hasilnya kehidupan manusia pun semakin berkembang. Semua ini bisa tercapai tentu tidak lepas dari kontribusi para ilmuwan-ilmuwan muslim pada zaman perkembangan ilmu dahulu.
Tugas kita sekarang, sebagai pelajar muslim yaitu meneruskan atau mengembalikan kembali apa yang telah dicapai oleh para pendahulu kita sebagai ilmuwan-ilmuwan muslim, dengan semangat belajar menuntut ilmu.