Santri MenulisSerambi Pesantren

Ilmu Selalu Bergandengandengan Akhlak

Pendidikan dimasa pandemi seperti sekarang ini banyak kendala yang terjadi bagi guru dan para murid. Menjadikan waktu dan cara pembelajaran berjalan tidak seperti biasanya. Lebih condong dengan berbagai tugas dan interaksi antara guru dan murid berkurang. Apalagi dizaman sekarang akhlak seorang murid kepada guru sudah sangat jarang sekali kita temui.

Salah satu sikap kita sebagai santri yang menjadi penerus para ulama, untuk tetap menjaga unggah ungguh (tata krama) kepada guru kita.

Seperti dalam Al Kitab Ta’lim Muta’alim yang juga dikaji di pesantren kita menjelaskan adab para pencari ilmu dan menghormati para ahli ilmu (ulama), sebagai berikut:

A. Menghargai Ilmu
“Ketahuilah, bahwa pelajar tidak akan mendapatkan ilmu dan tidak juga memetik manfaat ilmu selain dengan menghargai ilmu, menghormati para ahli ilmu (ulama) dan memuliakannya.”

B .Menghormati Guru
Salah satu cara memuliakan ilmu yang lain adalah memuliakan sang guru, sebagaimana Sayyidina Ali Karamallahuwajhah berkata: “Saya menjadi hamba bagi orang yang mengajari saya satu huruf, terserah ia mau menjual saya, memerdekakan atau tetap menjadikan saya sebagai hamba”.

Seperti kebiasaan santri pada umumnya ia akan menundukan kepalanya jika sang guru lewat dihadapanya, tidak menduduki tempat duduknya, dan tidak banyak bicara.
Kebiasaan yang mungkin terlihat unik dimata orang awam yaitu para santri akan berebut unjukan (minuman) sang guru setelah guru meninggalkan tempat mengajarnya dengan tujuan Ngalap Barokahnya. Dan sesungguhnya adab itu diatas ilmu.

C. Memuliakan Kitab
Memuliakan kitab juga termasuk salah satu unggah ungguh (adab) yang harus kita lakukan. Seperti dalam keseharian kita sebagai seorang santri hendaknya kita tidak menjulurkan kaki kearah kitab, meletakkan kitab tafsir diatas kitab yang lain dengan niat memuliakan, dan tidak meletakkan barang apapun diatas kitab.

Dari bacaan diatas kita tahu bagaimana menghargai ilmu, menghormati guru dan memuliakan kitab. dan dari itu semoga kita dapat memetik sebuah manfaat dari bacaan diatas.

“Karena sesungguhnya lmu kalau sampai dihati akan menjadi anugerah dari Allah SWT (cahaya), beda halnya dengan ilmu yang hanya sampai dilisan itu akan menjadi api (argumen saja)”.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button