Dahsyatnya Doa Seorang Ibu
Alhikmahdua.net- Tahukah kalian siapakah orang yang paling berpengaruh terhadap diri kita, terutama dalam lingkup keluarga? Iya, mereka adalah orang tua kita, yaitu orang yang telah merawat, membimbing serta mendidik dari kita lahir sampai sekarang ini, samai kita bisa melakukan hal hal yang terkadang orang tua belum bisa lakukan seperti, ada seseorang yang telah menjadi sarjana yang sukses dengan nasib orang tua kita yang dulunya hanya sampai berpendidikan di tingkat SLTA/SLTP atau SD. Oleh karena itu perbanyaklah bersyukur atas kebaikan yang telah Allah berikan kepada kita dengan perantara orang tua kita.
Kemudian diantara kedua orang tua kita yang senantiasa selalu ikhlas mendoakan merawat, membimbing serta mendidik kita adalah ibu. Ibulah yang paling berjasa dalam membentuk karakter dalam diri kita. al ummu al madrasatul ula “ Ibu adalah madrasah/sekolah pertama.” Maksudnya seorang Ibu adalah guru pertama bagi kita. Dari kita dari dalam kandunganpun orang tua kita telah menjadi guru bagi kita. Seperti saat dikandungan kita telah diperdengarkan ayat ayat Al Qur’an sampai saat ini kita telah mengenal huruf huruf hijaiyah. Dari kita tidak tahu adabnya minum, makan berbicara, dll. Lalu siapa yang mengajarkan tata caranya? Sudah jelas orang tua kitalah yang mengajarkan dari hal hal terkecil seperti tadi kepada kita.
Semua itu adalah bimbingan yang seringkali diajarkan oleh Ibu. Maka kita seorang anak berkewajiban untuk berbakti kepada orang tua terutama terhadap Ibu, termasuk didalamnya yaitu mendoakan dan memohon ampun terhadap dosa dosa orang tua kita. Supaya segala yang kita lakukan ataupun kita kerjakan senantiasa dalam ridhanya orang tua. Dengan ridhanya orang tua maka otomatis Allah akan meridhai serta memberikan kemudahan terhadap apa yang kita lakukan. Sebaliknya, jika orang tua tidak memberikan keridhaanyya kepada kita, maka Allah juga tidak akan ridha terhadap apa apa yang kita lakukan. Ridhallahi fi ridhan walidaini wa sukhtullahi fi sukhtul walidaini “Ridhanya Allah tergantung ridhanya orang tua dan murkanya Allah tergantung ridhanya orang tua.”
Setelah kita belajar menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, maka kewajiban anak selanjutnya adalah tidak membuat hati orang tua terutama Ibu itu marah. Mengapa? Karena jika Ibu marah dan sempat mengumpat terhadap anaknya, kemungkinan terbesarnya adalah umpatan seorang Ibu akan dikabulkan oleh Allah dan pastinya akan mencelakakan dirinya sebab, dalam doa Ibu terdapat kemaqbulan doa yang pasti.
Terdapat kisah menarik yang bias kita ambil pelajarannya akan ampuhnya doa jelek seorang Ibu kepada anaknya, yaitu kisahnya Juraij. Jika tahu demikian, sudah barang tentu seorang anak harus memuliakan orang tuanya.
Dari Abu Hurairah, Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada bayi yang dapat berbicara, dalam buaian Isa Bin Maryam dan dalam (bayi dimasa) Juraij” Lalu ada yang bertanya, “Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatanya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lerenng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).
Suatu ketika dtanglah Ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, “Wahai Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, “Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. Juraij kemudian bertanya di dalam hati, “Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya.Ibunya memanggil untuk ketiga kallinya. Juraij bertanya dalam hatinya. “Ibuku atu shalatku” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, Ibunya berkata “Semoga Allah tidak mefawatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di deoan para pelacur. Lalu ibunya pergi meninggalkannya.
Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, “Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?“ ”Dari Juraij” jawab wanita itu.
Raja lalu bertanya lagi “Apakah dia yang tiggal di tempat peribadatan itu?” “Benar” Jawab wanita itu.”
Raja berkata “Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari” Orang orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kampak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja.
Ditengah perjalanan Juraij dilewatkan dihadapan para pelacur. Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij diantara para manusia.
Raja lalu bertanya padanya, “Siapa ini menurutmu?” Juraij balik bertanya. ‘siapa yang engkau maksud?” Raja berkata “Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu.”
Juraij bertanya, “Apakah engkau telah berkata begitu?” “Benar” Jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, “diamana bayi itu?” orang orang lalu menjawab “ (itu) dipangkuan Ibu (nya)”
Juraij lalu menemuinyadan bertanya pada bayi itu, “Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si penggembala sapi”
Kontan sang raja berkata, “Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas?”
Juraij menjawab, “Tidak perlu”
“Ataukah dari perak?” lanjut sang raja.
“Jangan”, jawab juraij.
‘Lalu dari apa kami akan bnagun rumah ibadahmu?”, Tanya sang raja`
Juraij menjawab, “Bangunlah seperti sedia kala`” Raja lalu bertanya, “Mengapa engkau tersenyum?”
Juraij menjawab, “(saya tertawa) karean suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu, terkabulnya doa ibuku terhadap diriku.” Kemudian hal itu diberitahukan kepada mereka.”
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah diatas adalah bakti kepada orang tua adalah wajib, termasuk diantaranya adalah memenuhi panggilannya. Sedangkan shalat sunnah hukumnya sunnah, artinya dibawah bakti orang tua. Doa Ibu Juraij tidak berlebihan yaitu tidak sampai mendoakan Juraij terjerumus dalam perbuatan keji (zina). Ia hanya doakan agar Juraij dipertontonkan dihadapkan para pelacur, tidak lebih ari itu.
Tawakal dan keyakinan yang tinggi pada Allah akan membuat seseorang keluar dari musibah. Jika ada dua perkara yang sama sama penting bertabrakan, maka dahulukan perkara yang paling prnting. Seperti ketika bertabrakan anatar memenuhi panggilan ibu ataukah shalat sunnah, maka jawabannya memnuhi panggilan Ibu. Allah SWT selalau memberikan jalan keluar (jalan kemudahan) bagi para hambanya dalam kesuliatn mereka.