Muhajir Peraih Nobel Firdaus
Oleh: Agung Saputra
Hijrah itu apa sih…?
Ada beberapa makna hijrah.
Pertama, hijrah adalah perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah sebelum Fathu Makkah (penaklukan Mekkah) untuk menghindari penindasan orang-orang kafir Mekkah yang tak ada hentinya. Hijrah inilah yang dimaksud hadits Nabi SAW:
لاَهِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ
” Tak ada hijrah lagi setelah penaklukan (Mekkah)”.
Kedua, hijrah berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk suatu tujuan tertentu (biasanya untuk ingin memperoleh sesuatu atau keadaan yang lebih baik). Hijrah inilah yang dimaksud ayat ke-41 surat An-Nahl:
وَالَّذِ يْنَ هَاجَرُوْافىِ اللهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظَلَمُوْا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً…. (الأيه)
“Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka didzolimi, pasti kami akan memberikan tempat yang baik untuk mereka di dunia”.
Ketiga, hijrah artinya merubah atau mengganti suatu keadaan yang tidak baik menjadi keadaan yang lebih baik. Hijrah inilah yang dimaksud dalam surat An-Nisa ayat 89:
فَلاَ تَتَّخِذُوْا مِنْهُمْ اَوْلِياءَ حَتَّى يُهَاجِرُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ….(الأيه)
“Janganlah kamu jadikan diantara mereka ( orang-orang kafir ) sebagai teman-temanmu sebelum mereka berganti pada jalan Allah SWT ( sebelum masuk Islam )”.
Terus hijrahnya santri bagaimana? Apakah perpindahan mereka dari rumah ke pondok disebut hijrah?
Sebelum membahas hijrah santri, ada beberapa ayat Allah SWT yang perlu diketahui terlebih dahulu, diantaranya:
1. “Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah SWT. Dan disisi Allah SWT ada pahala yang baik”. ( Al-Imran : 195 ).
2. ” Dan orang yang berhijrah karena Allah SWT setelah mereka didzalimi, pasti kami akan memberikan tempat yang baik untuk mereka didunia”. ( An-Nahl:41).
3. “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah SWT dengan harta dan jiwa mereka itu derajatnya lebih tinggi di sisi Allah SWT mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan” ( At- Taubah:20 ).
Berdasarkan ayat-ayat Allah diatas, hijrah selalu disebut berdampingan dengan kepayahan, cobaan dan jihad fi sabilillah dengan menginfakkan harta yang pada dasarnya merupakan titipan Allah SWT, mencurahkan tenaga yang telah diberikannya, dan meluangkan waktu untuk kepentingan agama. Oleh karena itu, tidak semua santri mendapatkan pahala hijrah yang dijanjikan Allah SWT berupa surga, ampunan, maaf, rahmat, perlindungan dan tambahan kenikmatan. Mereka itulah yang dipondok hanya makan, tidur, melakukan gerakan sholat tapi tidak sholat, berangkat sekolah tapi tidak belajar. Adapun santri yang ingin mendapat predikat “muhajir” (orang yang hijrah) yang termasuk golongan orang-orang yang dijanjikan pahala-pahala diatas, harus memenuhi beberapa ketentuan, diantaranya :
1. Perpindahan mereka dari rumah ke pondok harus dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, bukan sekedar pindah tempat tidur, tempat makan dan tempat mandi. Hal ini berdasarkan ayat :
والذين هاجرو فى الله… (الأيه)
“Dan orang-orang yang hijrah karena Allah SWT“.
2. Perpindahan tersebut harus berbarengan dengan jihad fi sabilillah, sedangkan jihadnya santri di pondok yaitu dengan rajin dan tekun belajar, berlatih mengamalkan apa yang dipelajari atau diketahui dan berlatih menjauhi larangan syari’at, seperti melihat orang yang bukan makhrom, makan tanpa bayar, ghozob, dll. Hal ini berdasarkan ayat :
والذين أمنوا وهاجرو وجاهدوا…(الأيه)
“Dan orang-orang yang beriman dan hijrah serta berjihad”.
3. Harus sabar dalam menghadapi segala cobaan yang menghadang. Santri yang tetap sabar demi menegakkan misi Islam yang mulia akan diberi hadiah oleh Allah berupa firdaus yang terdengar percikan air sungai yang mengalir dibawahnya. Insya Allah, merekalah yang tetap semangat belajar walau langit runtuh dan gudig mulai tumbuh, merekalah yang tak memaksa izin pulang walau bumi terbelah dan gudig mulai parah, merekalah yang tetap tabah walau badai menghadang dan gudig mulai matang, sabar, tabah dan menerima sampai langitpun cerah dan gudig mulai pecah, sampai sang surya mulai menyingsing dan gudigpun menjadi kering, sampai sang rembulan menggantikan matahari yang panas dan gudigpun mulai lenyap tanpa bekas. Hal ini berdasarkan ayat :
ثم ان ربك للذين هاجروا من بعدما فتنوا ثم جاهدوا وصبروا…(الأيه)
“Kemudian tuhan-MU (menjadi pelindung) bagi orang yang hijrah setelah menderita cobaan, lalu mereka berjihad dan bersabar” ( An-Nahl:110).
*Tulisan ini dimuat di Majalah El-Waha edisi IV