Mengais Keutamaan Al-Qur’an dengan Diklat Yanbua’
Sebanyak kurang lebih 700 peserta menghadiri kegiatan Bimbingan Muqri Yanbua’ pada Minggu (3/12) kemarin. Peserta datang dari kalangan pesantren maupun non pesantren. Acara dihadiri oleh KH. Ulil Albab Arwani, pengasuh Ponpes Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus, Jawa Tengah, sebagai pemateri. Beliau juga didampingi oleh menantu, Gus Ahmad Nasikh Saiq Machin, yang juga turut menjadi pengisi acara.
Merujuk pada keterangan dari kemenag.go.id, Metode Yanbu’a disusun dengan Rasm Utsmani dan menggunakan tanda baca dan waqaf yang ada di dalam Mushaf Al-Quran Rasm Utsmani yang dipakai di Negara-negara Arab dan Negara Islam. Kitab ini terbagi menjadi tujuh jilid untuk mempermudah qari’ (orang yang belajar membaca Al-Qur’an) dalam memahami materi tajwid yang diajarkan.
Diklat Yanbu’a yang bertajuk Thariqoh Baca tulis dan Menghafal Al-Qur’an ini bertujuan untuk membimbing peserta tentang metode pengajaran membaca Al-Qur’an dengan Yanbu’a yang benar. Di awal sesi Kyai Ulil menerangkan keutamaan-keutamaan Al-Qur’an. Beliau menuturkan bahwa Al-Qur’an adalah sesuatu yang paling afdhal dan paling agung jika dibandingkan dengan segala sesuatu kecuali Allah.
“Apa saja yang dibandingkan dengan Al-Qur’an, maka Al-Qur’an adalah yang paling utama. Maka orang yang cerdas, santri yang cerdas, yang dipilih adalah yang paling utama.”
Selanjutnya, Al-Qur’an adalah mu’jizat nabi yang paling agung. Ia menjadi mu’jizat yang abadi di antara mu’jizat-mukjizat lain yang telah sirna. Beliau pun mengajak hadirin untuk menikmati, mempelajari, dan mengamalkan isi-isi Al-Qur’an.
Selepas menerangkan beberapa keutamaan Al-Qur’an lainnya, Kyai Ulil juga memberikan penjelasan tentang kitab Yanbua’ secara detail. Kitab ini terdiri dari lafal Al-Qur’an sesuai dengan Rosm Ustmany. Tidak hanya mengajarkan cara membaca Al-Qur’an, Yanbua’ juga membimbing qari menulis huruf arab dan pegon.
Acara ini memberikan kepuasan tersendiri bagi peserta, baik secara jasmani maupun rohani. Disamping mendapat ilmu yang sangat berharga, peserta diklat juga memeroleh berbagai souvenir seperti notebook, beberapa kitab Yanbua’, snack, serta tidak lupa makan siang. Jadi meskipun duduk dari pukul tujuh hingga waktu asar, peserta senantiasa fokus mendengarkan pemaparan yang disampaikan.
Untuk lebih lengkapnya, siaran langsung kegiatan ini bisa disaksikan ulang di https://www.youtube.com/watch?v=HqM5E3LnILQ atau https://www.youtube.com/watch?v=SbLY5N4qL8c.