بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Saudara pemirsa, diantara sekian banyak binatan dan serangga yang disebut di dalam Al-Qur’an, kali ini kita akan berbicara tentang laba-laba dan lalat. Laba-laba adalah binatang kecil tapi juga bisa dikatakan serangga besar. Dia memiliki enam bahkan ada yang delapan mata. Memang jenisnya banya sekali, ada 40 ribu lebih jenisnya, kata sementara ilmuan. Kendati memiliki mata yang banyak, tetapi dia tidak memiliki penglihatan yang tajam, karena itu dia mengetahui arah atau apapun yang hendak dilihatnya dari yang bergerak atau tidak, melalui tekanan udara yang dirasakannya.
Laba-laba diberi contok oleh Allah swt untuk mengambarkan sesuatu yang buruk atau keluarga yang buruk atau mereka yang meminta perlindungan kepada selain Allah swt. Laba-laba adalah makhluk yang sangat-sangat kejam, dia lihai, kelihaiannya dia menghasilkan benang-benang sutra yang berdiameter sangat-sangat kecil, lebih kecil dari apapun yang dapat terbayangkan oleh kita dari tali temali, namun dia menjerat mangsanya melalui benang-benang kecil atau benang-benang sutra yang dipintalnya itu. Apapun yang hinggap disarang laba-laba akan disergap.
Seorang filosuf masa lampau, Plato berkata, membandingkan laba-laba dan lalat, katanya: lalat adalah binatang yang sangat mengganggu, dia sangat rakus, kalau diusir dia akan kembali, tetapi anehnya binatang yang sangat rakus ini justru disergap oleh laba-laba yang sebenarnya menampung dan menerima apa saja, demikian kata Plato lebih jauh. Tuhan menjadikan sesuatu yang rakus justru disergap oleh binatang lemah semacam laba-laba.
Saudara, laba-laba apabila telah melakukan hubungan seks dengan pejantannya, berusaha untuk membunuh jantannya, saat menetas telurnya tindih menindih, itu menggambarkan betapa laba-laba ini sangat-sangat berbahaya dan buruk kehidupan keluarganya atau buruk kehidupan masyarakatnya. Allah swt menjadikan laba-laba sebagai perumpamaan bagi orang meminta perlindungan kepada selain Allah bahwa dia sebenarnya terperangkap dalam sarang laba-laba.
Saudara, tadi kita atakana bahwa benang yang dihasilkan laba-laba, sutra yang dihasilkannya itu sangat halus. Dia berdiameter seperseribu mili meter, namun dilukis oleh kitab suci Al-Qur’an sebagai suatu tempat perlindungan yang sangat rapuh :
إِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِ
Benang laba-laba dengan diameter seperti itu, itu sebenarnya lebih kuat dari baja dalam kadar yang sama, tapi karena penghuninya, pemiliknya adalah makhluk yang sangat-sangat kejam dalam kehidupannya, maka rumah tempat tinggalnyapun sama sekali tidak dapat membantu, sama sekali tidak memberikan rasa aman sampai-sampai seperti yang kita lukiskan tadi, jantannyapun hendak diterkam.
Lalat adalah adalah yang disebut oleh Allah yang manusia sangat lemah untuk menciptakan semacam lalat, bahkan jika lalat, kata Al-Qur’an, mengambil sesuatu, maka manusia betapun kuatnya tidak dapat untuk mengembalikannya lagi, mengapa demikian, karena begitu lalat menghisap sesuatu, katakanlah gula, maka gula yang dihisapnya langsung mencair dan ketika itu, walaupun Anda menangkap lalat itu untuk mengambil gula, maka gula yang diambilnya tidak dapat lagi Anda dapatkan, karena itu menunjukkan betapa manusia ini sangat lemah. Lalat yang demikian lemah, suaranya saja telah menganggu Anda. Lalat yang demikian lemah sungguh tepat dijadikan Allah sebagai contoh tentang kelemahan manusia.
Disadur dari Kultum M. Quraish Shihab
Sumber gambar : edukasi.kompasiana.com
