Habis Ngaji Sentral, Putra Takror Sentral
Secara bahasa takror berarti mengulang. Kata ini berasal dari fi’il madhi karrara-yukarriru. Dalam dunia Pesantren takror diartikan sebagai kegiatan mengulang pelajaran. Dalam bahasa arab ada beberapa kata yang memiliki makna hampir sama dengan takror yakni muthola’ah dan muroja’ah.
Takror adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan santri, termasuk santri di Pondok Pesantren Al-Hikmah 2. Sejak selasa malam (4/9) tempat kegiatan takror santri putra oleh pengurus disentralkan di Gedung Olahraga Pondok.
“ Takror sentral dilaksanakan, agar santri memiliki waktu khusus untuk belajar bersama” Jelas Asep Syamsuddin ketua I Rubath Al-Hasan saat dihubungi alhikmahdua.net.
Usai pengajian sentral, para santri bergerak menempati sisi-sisi GOR yang telah ditentukan sebagai tempat belajar mereka. Pada tiang-tiang gedung olahraga itu, sudah tertempel nama-nama kelompok belajar para santri berdasarkan sekolah masing-masing.
Setelah duduk rapi perkelompok. Lurah Pondok Putra, Ahmad Nawawi memimpin doa lewat pengeras suara. Buku dan kitab sembari tadi digenggam tangan mulai dibuka oleh santri. Untuk sementara kegiatan takror bersama ini baru dilangsungkan selama tiga puluh menit.
Asep berharap, lewat takror sentral santri bisa lebih fokus dalam belajar.
“ Kegiatan belajar bersama tentu lebih baik daripada belajar sendirian, secara terpisah-pisah “ Ujar Asep yang juga mahasiswa semester Ma’had Aly Al-Hikmah 2.
Redaktur : In’am Al Fajar
Jadi inget “mantra” nya orang NU, almuhafadzoh ‘ala al-qodim ash-sholih, wal akhdu bil jadid al-ashlah, (menjaga tradisi lama yang baik, mengambil tradisi baru yang lebih baik)