Benda -Awan hitam bergulung-gulung menyelimuti kawasan desa Benda, sontak seluruh kawasan desa santri tersebut digelayuti suasana mendung yang memperburuk kondisi mental warganya. Namun bukan hanya faktor cuaca tadi, arak-arakan santri putra Pon. Pes. Al-Hikmah 2 yang terlihat berduka cita itu lebih didasari oleh faktor kehilangan tokoh penting dihati mereka. Ya, tepat pukul 04.00, Selasa pagi (28/1) guru besar K.H. Abdul Qodir berpulang kerahmatullah.
Berita mengenai wafatnya sang maghfurlah ini menjadi berita petir yang mengagetkan seluruh kalangan. Pasalnya, ratusan santri yang tengah mengaji sentral dimasjid An-Nur ba’da sholat subuh tadi pun tidak mengetahui perihal berpulangnya kyai yang akrab disapa ‘Abah’ ini. Mereka mendengar kabar duka tersebut setelah siap berangkat kesekolah dan melaksanakan aktivitas lainya.
Puluhan santri putri yang sudah berada disekolah pun mengaku kaget ketika melihat arak-arakan santri putra melewati desa disamping pondok. Belum sempurna kekagetan yang dirasa, santri putri tersebut masih dibuat bertanya-tanya mengapa rombangan santri putra yang memakai seragam sekolah masing-masing itu menuju ‘ndalem’ kyai yang menjadi guru dari pendiri pondok Al-Hikmah 2, Alm.K.H. Masruri Abdul Mughni.
Setelah dirunut info, Pak Alam yang menjadi tukang sapu Malhikdua menuturkan berita berpulangnya sang maghfurlah. Beberapa santri putri yang sudah mengetahui terlenih dulu tersebut pun membenarkan berita duka itu.
Masih menurut keterangan sang juru sekolah, Abah Qodir memang sudah gerah (Red. Sakit) sejak lama. Hal ini pun dibenarkan banyak santri yang memang sering dimintai bacaan surah yasin ataupun tahlil untuk kesembuhan beliau. Sholawat dan tahlil terakhir yang ditawasulkan untuk beliau dipanjatkan pada pengajian sentral hari jum’at, tepat pada jadwal beliau mengisi pengajian kitab Mukhtarul Al-Hadist. Namun dikarenakan udzur yang tidak dapat ditunda, sang kyai kebanggan Al-Hikmah 2 tersebut pun tidak dapat menemani santri yang sudah lama menunggu kehadiran beliau. Menurut informasi tambahan dari bagain TU Malhikdua, Abah Qodir sempat dirawat dirumah sakit Siti Aminah, Bumiayu. Namun karena kesehatan beliau semakin menurun, akhirnya beliau berpulang pada tahun ke-78.
Banyak santri mengaku terpukul dan kehilangan sosok sang maghfurlah, terlebih pasca ditinggal oleh sang kyai K.H. Masruri dua tahun silam. Sosok Abah Qodir dinilai menjadi gambaran bagaimana Abah Masruri diajar dulu. Bukan hanya santri yang merasa kehilangan, warga sekitar desa Benda pun merasa kehilangan sosok kyai yang lekat dengan anggapan orang tua teladan se-Brebes itu, hal itu sesandarkan kepada beliau karena pola mendidik yang beliau terapkan, akhirnya berhasil menghantarkan putra/putri beliau berhasil sampai mencapai title PNS. Selain memiliki bahan nasihat yang segudang, Abah Qodir memiliki tempat tersendiri dihati santri, terutama karena cara beliau menjelaskan terbilang unik.
Dan yang menjadi harapan bersama, kami mewakili keluarga besar Pon. Pes. Al-Hikmah 2 memohon bacaan surah Al-fatihah untuk Alm. K.H. Abdul Qodir. Semoga segala amal perbuatan beliau berikut jasa-jasa agung beliau diterima disisi Allah SWT sebagai jembatan pahala yang dapat menghantarkan beliau kesurga. Selamat jalan Abah, do’a kami selalu menyertaimu.
(WH)
sumber: malhikdua.sch.id