Fitrah Manusia
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Para pemirsa, ada yang dikenal dalam istilah agama dengan fitrah, segala sesuatu ada fitrahnya, manusiapun mempunyai fitrah. Fitrah dari segi bahasa dalam konteks manusia bisa berarti asal kejadian, bisa berarti kesucian dan bisa juga berarti agama.
Fitrah dalam manusia asal kejadiannya bisa diberikan beberapa contoh antara lain manusia berjalan dengan kakinya, berfikir dengan otaknya, mendengar dengan telinganya, melihat dengan matanya. Anda telah melanggar fitrah Anda jika ingin mendengar dengan mata, ingin melihat dengan telinga. Anda keliru jika Anda ingin mengukur panjang suatu ruangan dengan membawa timbangan, keliru juga jika membawa timbangan untuk mengukur sesuatu yang tidak dapat ditimbang, itulah fitrah, itulah asal kejadian yang ditetapkan Allah bagi manusia.
Saudara, karena itu, mengikuti fitrah haruslah dengan memperhatikan objek dan alat yang harus digunakan. Kita dianugrahi Allah hati untuk beriman, bukan akal yang beriman, akal hanya mengukuhkan iman, tidak menciptakan keimanan.
Selajutnya kalau kita berkata fitrah adalah kesucian, maka suci adalah sesuatu yang memenuhi tiga unsur pokok : indah, benar dan baik. Kalau hanya indah dia belum suci, kalau benar juga demikian, kalau hanya benar dan indah belum juga suci, ia harus menggabung ketiga hal tersebut. Fitrah manusia adalah mendambakan kesucian.
Saudara, mencari yang benar, mencitakan ilmu, mengekspresikan dan merasakan yang indah, menghasilkan seni dan menampilkan yang baik, menghasilkan akhlak. Fitrah manusia mengantarnya untuk selalu berusaha untuk menjadi ilmuan, budiman sekaligus seniman.
Saudara, kalau kita berkata bahwa fitrah dalam arti agama yang benar, maka agama yang benar salah satu di antaranya adalah nasehat menasehati, dukung mendukung.
Saudara, fitrah manusia mendambakan kedamaian, karena itu dalam konteks agama yang benar seorang yang kembali kepada fitrahnya akan selalu mendambakan kedamaian bukan saja untuk dirinya tetapi untuk orang lain dan lingkungannya. Fitrah dalam arti agama yang benar, pada akhirnya adalah upaya manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan bahkan mencontohi sifat-sifat Tuhan sesuai dengan kemampuannya sebagai manusia. Kita, dalam berpuasa misalnya, berusaha mencontohi dalam sifat-sifat Tuhan itu, karena kita ingin kembali memeluk agama yang benar. Nah kita manusia memiliki fitrah itu, kita gunakan semua potensi yang dianugrahkan Allah sejak asal kejadian kita. Kita berusaha untuk menghiasi diri kita dengan kesucian dan pada akhirnya kita berusaha meneladani sifat-sifat Tuhan, karena itulah makna sesungguhnya dari beragama. Sifat-sifat Tuhan seperti Maha Kasih, Maha Penyayang Maha Damai dan Maha Pemaaf, Maha Kaya, Maha Kuasa dan lain-lain sebagainya, yang semua diabdikan oleh Allah swt untuk makhluk-makhluk-Nya. Demikian makna fitrah manusia.
Disadur dari Kultum M. Quraish Shihab