Ayah
AYAH
By: Rajif Faqih Mahfudin (kelas IV MMA)
Meski saat ini ada luka yang sengaja kau sumbat
Ada rasa hampir putus dalam asamu
Ada derita dalam senyumu
Ku yakin, engkau dalam balutan ubanmu itu,
Lebih mampu menyeka bagaimana memaknai hidup ini
Ayah
Betapa paling aku tak bisa menuliskan tentangmu
Tanpa alir air-air mata
Betapa pilu mengingat dawai kasih tak terbatasmu
Ayah
Betapa selama ini terlalu sering aku menyadari
Menyadari kelalaianku menjalani amanah pelajar yang kau tumpukan kepadaku
Meski pada kenyataannya terlalu sering pula kulalui sebagai angin lalu
Ayah
Malam ini
Ketika terlambat mungkin telah benar-benar menjelma
Adakah yang lebih kuharap selain curah ampunmu
Dalam haq birrul walidain yang jarang kusambut?
Ayah
Aku tak sanggup
Tak sanggup melanjutkan kata-kataku
Ayah
Sehatlah selalu