Uncategorized

Tentang Riya’ (Pamer)

Riya’ adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah swt ketika seseorang melakukan sesuatu amal kebaikan tetapi dalam hati kecilnya berkata ingin dilihat oleh orang dan pada saat itu juga ganjaran seseorang hilang karena rasa riya’ yang ada. Seperti seseorang melakukan suatu ibadah dengan niat “ini loh saya sedang bersedekah” dan pada saat itu juga ganjaran sedekah itu hilang.

Menjaga hati dari bahayanya riya’ karena riya’ perbuatan yang dibendu oleh Allah. Sangat sia-sia jika kita melakukan sebanyak apapun amal kebaikan tetapi masih ada rasa ingin dilihat oleh orang dan ternyata semua ganjaran atau pahala dari kebaikan itu hilang. Jangan sombong jangan merasa puas atas semua amal kebaikan yang telah kita lakukan, jangan riya’ ketika diremehkan.

Karena biasanya ketika seseorang itu diremehkan akan mulai mengungkit-ungkit dan akan mulai menampakkan kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukannya. Menjaga keikhlasan pada diri sendiri agar tidak riya’ atas semua yang seseorang itu lakukan. Bahkan seseorang yang riya’ dahulu adalah orang yang selalu membantu orang lain selalu menolong orang lain, ketika diremehkan oleh orang yang kita tolong dan orang yang menolong tertarik untuk meluapkan semua kebaikannya.

Orang yang menolong merasa sakit hati karena diremehkan oleh orang yang ditolong kemudian ia akan bercerita kepada temannya akan rasa sakit karena diremehkan dam ia akan berkata kepada temannya “Saya tidak terima karena dia merendahkan saya dia bilang saya begini saya lemah saya padahal saya selalu menolongnya membantu dan selalu ada ketika ia susah” dan akan muncul kalimat kalimat lain yang akan menampakkan kebaikan kebaikan diri sendiri.

Sesungguhnya kita sedang diuji oleh Allah swt bagaimana sikap kita ketika diremehkan orang lain karena tanpa sadar kita sedang diuji oleh Allah seberapa sabar dan ikhlas kita melakukan suatu kebaikan. Dan kita dipinjam oleh Allah swt untuk menguji sabar dan keikhlasan orang lain atas suatu kebaikan yang telah dilakukannya.

Jadilah seseorang yang melakukan suatu kebaikan karena Allah semata karena ingin mencari ridhonya Allah swt bukan untuk terlihat dimata makhluknya gusti Allah swt kalau Allah lebih derajatnya lebih agung dan lebih mulia dari makhluknya Mengapa kita tidak ingin kebaikan kita dilihat oleh Allah saja kenapa harus makhluknya?. Yang notabenenya makhluk adalah hambanya Allah yang membutuhkan satu sama lain.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button