Khazanah

Siapa Ashabul Kahfi ? (1)

Kata Ashabul Kahfi disebut hanya sekali dalam Al-Qur’an,  yaitu pada surat al-Kahfi ayat 9,

”Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kami yang mengherankan.”

Sesuai dengan namanya Ashabul Kahfi adalah sebutan bagi para pemuda penghuni gua. Para pemuda yang ada dalam gua tersebut ditidurkan Allah swt selama 309 tahun. Jumlah mereka tujuh orang. Meskipun kata Ashabul Kahfi hanya disebut satu kali dalam Al-Qur’an, kisah Ashabul Kahfi merupakan ”kisah kedua” yang diceritakan detail oleh al-qur’an,  setelah cerita tentang Nabi Yusuf As.

Sebenarnya kapan masa hidup Ashabul Kahfi ini masih diperselisihkan oleh para ahli. Sebagian ahli yang menyatakan bahwa tujuh tokoh pemuda (Ashabul Kahfi) itu masuk ke gua sebelum masa kerosulan nabi Isa As. Saat Nabi Isa diangkat menjadi Nabi dan Rosul, Allah memberitahukan kepadanya perihal tujuh tokoh pemuda yang ada di dalam gua selama ratusan tahun itu. Tujuh tokoh pemuda (Ashabul Kahfi) itu sendiri kemudian dibangunkan oleh Allah pada masa antara Nabi Isa As. dan Nabi Muhammad Saw. Ada juga yang menyatakan bahwa masa Ashabul Kahfi itu sebelum masa Nabi Musa As, dan Nabi Musa itu sendiri kemudian menyinggung soal Ashabul Kahfi ini dalam kitab suci Taurat, sehingga cerita Ashabul Kahfi ini kemudian dinyatakan oleh orang-orang yahudi kepada Rosulullah untuk menguji kerosulan beliau.

Sementara sebagian ahli (ulama) yang lain menyatakan bahwa tujuh tokoh pemuda (Ashabul Kahfi) tersebut masuk ke gua setelah nabi Isa As (setelah tahun masehi), dan pendapat yang terakhir inilah yang lebih bisa diterima, jika dikaitkan dengan penelitian para sejarawan tentang keberadaan raja Diqinus (raja yang mengejar –ngejar tokoh pemuda tersebut) yang berkuasa antara 249-251 M.

Diriwayatkan bahwa penduduk kota Upsus, suatu daerah yang terletak di lereng Tartus Turki, di Anatolia selatan Asia Kecil, umumnya memeluk agama Kristen. Mereka hidup di bawah kekuasaan seorang raja bernama Akladius, yang sering disebut juga Daqiyus,Daqinus atau Dakyanus, di dunia barat lebih terkenal dengan sebutan Decius, kaisar Romawi yang berkuasa dari tahun 249-251 m. Ia diangkat menjadi kaisar oleh para prajuritnya dan berhasil mengalahkan pendahulunya, Philippus Arab di Veronica. Iia merupakan kaisar pertama yang melakukan pengejaran secara sistematik terhadap para pemeluk Nasrani.

Daqinus terkenal sebagai raja yang dzalim dan angkuh, di samping terkenal sebagai raja yang haus kekuasaan dan gila hormat.Dengan cara paksa, Ia memerintah rakyatnya supaya menyembah berhala dan membunuh atau memerangi siapa saja yang menentang perintahnya itu.

Karena kekejaman Daqinus tesebut, banyak penduduk Upsus yang meninggalkan agama masehi yang dipeluknya dan kemudian berpaling menyembah berhala sesuai perintahDaqinus. Sementara yang ingin tetap berpegang pada keimanannya lebih memilih untuk meniggalkan kota itu, karena khawatir akan keselamatan jiwanya.

Namun demikian, di antara mereka terdapat tujuh orang tokoh pemuda yang menentang perintah raja Daniqus untuk menyembah berhala, dan tetap tinggal di kota Upsus. Mereka tetap berpegang teguh pada agama mesehi yang dianutnya. Secara diam-diam, mereka tetap menyembah Allah dan beribadah secara ajaran agama yang emeraka yakini kebenarannya.

Sayangnya, kegiatan mereka itu kemudian terdengar oleh raja Daqinus yang menyebabkan mereka dipanggil untuk menghadap raja guna mempertangung jawabkan penolakan mereka atas perintah raja yakni menyembah berhala. Namun, secara ksatria mereka tetap menolak dan berkata: ”kami akan tetap menyembah Allah yang maha kuasa,tuhan yang menciptakan langit dan bumi”.

Mendengar jawaban tegas dari tujuh pemuda itu, sang raja menjadi murka. Ia menghardik dan mengancam mereka, seraya memberi tempo kepada mereka untuk mempertimbangkan sikap dan pendirian terakhir.namun,ketujuh orang pemuda beriman itu tetap bertauhid dan bertekad menyembah Allah saja, meskipun akan dikenakan hukuman gantung oleh raja Decius. Demi keselamatan agama dan aqidahnya, mereka pergi meninggalkan kampung halaman dan sanak keluarga menuju sebuah gua yang letaknya jauh dari tempat tinggal mereka, tepatnya di gunung Naikhayus.

Sumber : Sketsa Al-Qur’an Seri 1, M. Ishom El Saha, M.A & Saiful, S. Ag.

 .

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button