artikel santriHeadlinehukum islam

Syekh Yusri Rusydi: Kesehatan dalam Hidup Baginda Nabi

Al Hikmah 2 kembali mendapat kunjungan dari seorang syekh termasyhur bernama Syekh Yusri Rusydi Jabr Alhasani (1-2/8). Beliau merupakan ulama, sufi, dokter, sekaligus guru besar di Universitas Al-Azhar, Kairo. Dalam kunjungan kali ini, beliau mengisi kajian  kitab Asy-Syamail Al-Muhammadiyah dan kuliah umum yang diikuti oleh para santri dan guru.

Kuliah yang bertajuk “Kilas Hidup Rasulullah SAW dalam Bidang Kesehatan” itu diterjemahkan secara langsung oleh Gus Najihuddin dan Antoni Oktavia, alumni Al Hikmah 2 yang telah delapan belas tahun membersamai beliau. 

Beliau mengatakan bahwa diantara lima maqaid syariah adalah  hifdzu nafsi (menjaga jiwa) dan hifdzu aqli (menjaga akal). Kedua hal tersebut merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh seorang dokter. Hal itu karena akal menjadi faktor bagi seseorang untuk dapat dikatakan mukhtar dan mukallaf.

Sebagaimana syariah islamiah, kedokteran juga melarang hal-hal yang dapat merusak akal seperti mabuk ataupun mengonsumsi sesuatu yang menyebabkan candu, baik dengan cara makan, minum, suntik, atau bahkan melalui pendengaran.

 Pada zaman sekarang sudah terdapat hal baru berupa mabuk digital. Mabuk disini dipicu oleh jenis musik yang membuat telinga kanan dan kiri mendengarkan melodi yang berbeda (barangkali yang dimaksud adalah musik 8d) sehingga membuat otak pendengar mengeluarkan zat-zat seperti saat mengonsumsi arak, heroin, dan zat adiktif lainnya.

 Beliau pun juga menegaskan akan keharaman bunuh diri. Baginda Rasulullah SAW sangat mengecam, barang siapa yang melakukan bunuh diri, maka kelak ia akan diazab dengan cara sebagaimana ia mati.

Butir maqaid syariah selanjutnya adalah hifdzu mal (menjaga harta). Islam mengharamkan pencurian atau mengambil harta seseorang dengan jalan yang batil. Begitu pula dalam dunia kedokteran, sudah menjadi suatu keharusan bagi dokter untuk memberikan obat dengan harga semurah mungkin untuk meminimalisr hal-hal yang tidak diinginkan.

Keterangan tersebut pun juga sejalan dengan sunnah nabi. Beliau memberikan pengobatan paling sederhana yang telah tersedia, seperti tanah, doa, ruqyah, dan berbagai bahan herbal tradisional.

Masih banyak pelajaran berharga yang disampaikan oleh Syekh Yusri pada siang itu. Dalam siaran langsung tersebut, beliau seakan menyadaran bahwa setiap aspek kesehatan telah diajarkan Rasulullah SAW melalui perbuatan dan perkataan Baginda Nabi. Itulah mengapa orang menjuluki beliau sebagai “Ibnu Sina” yang lahir di era modern, seorang ulama sufi sekaligus ahli kesehatan yang andal.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Check Also
Close
Back to top button