HeadlinePesantren KamiSantri Menulis

Saya Adalah Santri,Di Mnapun dan Kapanpun

Suatu hal yang tak dapat di pungkiri dan tak bisadi halangi adalah Sunnatullah.Salah satunya adalah perpisahan yang sebentar lagi akan di hadapi oleh rekan rekan kelasakhir dipondok kita tercinta.

Di saat saat akhir menuju perpisahan ini, Sebagian santri kelas akhir ada yang mengenang masa lalunya.Saat ketika dahulu di antar mendaftar oleh orang tua, melihat gedung dan asrama sarana belajar dan mengaji,hari pertama masukpesantren dan bergaul dengan orang orang baru di kenalnya,dan membulatkan tekad untuk bersama-sama berikrar “Kami Datang Dari Berbagai Penjuru, Untuk Mencarri Ilmu”.

Masa masa di alhikmah berjalan begitu indah,namun juga ada terjangan cobaan yang menimpa santri alhikmah 2. Ketika baru mondok di Al hikmah sekitar setengah tahun kabar yang sungguh menusuk hati dan membuat hati semua santri bersedih, yaitu kepergian abah mukhlas hasyim. Kepergian belia memang membuat duka, tapi di balik duka itu ada hikmah untuk para santri agar merekalebih giat dan semangat mengaji guna menjadi penerus perjuangan beliau, menjadi pencinta dan ahli ilmu demi memperkokoh kekuatan agama ‘ala ahlisunnah wal jamma’ah.

Di tengah nikmatnya mencariilmu, sering datang gangguan dari setan maupun teman kita sendiri.Seperti halnya,banyak godaan untuk keluardari rambu rambu peraturan pondok yang telah di amanatkan oleh Majelis Pengasuh.sering pula santri terkecoh oleh tipuan setan untuk melakukan pelanggaran.

Sebenarnya melakukan pelanggaran itu suatu hal yang takpenting, bahkan menjerumuskan pelakunya pada hal negatif.Hanya kesenangan sementara yang diperoleh,tetapi ia tinggalkan kunci untuk mendapatkan ridho sang kyai besertailmu yang bermanfaat.

Tak terasa sudah 3 tahun lamanya berada di sebuah peseantren terbesar Jawa Tengah,Al Hikmah sebuah lautan ilmu yang sangat luas. Sudaj 3 tahun pula hidup berdampingan dengan teman bermacam macam daerah dan tingkah laku yang telah mewarnai hiduup. Banyak teman telah membantu ketika kesulitan, mencegah ketika hendak melakukan keburukan,memberi kritik dan saran agar bisa menjadi insan yang lebih baik.

Begitu besar jasa Al Hikmah, parakyai dan guruu kita yang sampai detik ini masih berjuang membenahi hati para santri dan mengisinya dengan mutiara mutiara ilmu yang begitu indah agar menjadi insan yang sholeh dan sholehah.

Jangan lupauntuk tetap semngat dan istiqomah mengaji, jamma’ah ,dan menaatiperaturan peraturan pondok pesantren yang merupakan amanat dari Masyayikh lita. Ktakanlah “Jangan Biarkan Malas Memperbudak Dirimu” dan lanjutkan berusaha, menyongsong masa depan yang cerah.

Untuk teman teman seperjuangan janganlah lupakan Al Hikmah, dengan masyaykih dan asatidz kita.Jangan tinggalkan kebiasaan kebiasaan baikketika dipesantren .Jaga image santri di dalam hati dan tanamkanlah,“Saya Adalah Santri,Di Manapun dan Kapanpun”.

sekian dan trimakasih semoga bermanfaat untuk semuanya:v

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button