Pesantren Kami

Biografi KH. Kholil bin Mahalli, Sang Muassis Ma’had

Pesatnya perkembangan Pondok Pesantren Al Hikmah seperti sekarang, tentu tidak lepas dari jasa besar sang muassis beliau KH. Kholil Bin Mahalli dan KH. Suhaemi.

KH. Kholil bin Mahalli  lahir sebelum tahun 1900, sekitar tahun 1880-an (usia yang pastinya tidak diketahui). Beliaulah cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Al Hikmah. Dalam sejarahnya, KH. Kholil tercatat pernah nyanti di Mangkang Kesuben, kemudian di Pondok Pesantren kuno yaitu di Sindang laut, tetapi beliau lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di Mangkang (antara kaliwungu dan Semarang).

Beliau belajar di Mangkang dari tahun 1900 – 1910. Sejak kecil beliau dikenal sebagai orang yang pendiam, sabar dan melambangkan orang yang tekun (teladan), sebagai bukti : semua kitabnya terdapat apsahan atau ma’na gandulnya, selembar pun tiada yang kosong. Ilmu yang beliau kuasai cukup banyak, seperti : Ilmu Alat (nahwu dan sharaf), Ilmu Fiqh, dll. Tetapi yang lebih menonjol adalah kitab fiqhnya, beliau juga menguasai Ilmu Arudl disamping itu juga beliau senang menulis syair-syair, do’a-do’a sehingga menjadi satu kitab besar yang ditulis dengan tangannya sendiri.

Beliau adalah orang yang pertama kali dipanggil Kyai di desa Benda. setelah pulang dari studinya di Pesantren, beliau mengajar dirumahnya sendiri, disamping itu juga beliau mengadakan pengajian umum untuk masyarakat desa Benda. Kyai Kholil sangat disegani berkat ilmu dan kesholihannya.

Pada waktu itu beliau bukanlah salah seorang yang aktif dalam organisasi, akan tetapi beliau lebih aktif dalam dunia pendidikan dan dakwah. Dakwah beliau bukan dengan berpidato ataupun manggung dalam acara-acara tertentu, namun beliau lebih senang dengan menggunakan metode “Lisanul Hal” yaitu dengan tingkah laku atau menjadi suri tauladan.

Salah satu contoh:

• Kalau Beliau mengajak orang untuk melaksanakan shalat wajib, beliaupun mendatangi rumah orang tersebut, kemudian berbicara, dongeng- dongeng masalah shalat dan fadlilahnya, serta memberikan tata cara shalat yang benar menurut syara’ dan lain sebagainya. Apabila orang yang didatanginya tidak memiliki sarung ataupun peralatan shalat lainnya, beliaupun membelikannya.

• Kalau ada orang panen, beliau datangi rumahnya dan memberi contoh cara-cara menimbang yang baik dan cara mengeluarkan zakatnya.

• Pernah suatu ketika terdapat kotoran ayam di masjid, beliau langsung mengambil serabut kelapa(tepes), dan orang yang berada di situ disuruh mengambil air, kemudian diajari cara membuang najiz tersebut.

Apabila memberikan pelajaran beliau terkenal sangat disiplin, baik yang hadir banyak atau sedikit, bahkan tidak ada yang datang sekalipun beliau tetap datang ditempat mejanya, kemudian kitabnya dibuka dan dibaca sendiri sambil muthala’ah.

Beliau sangat senang memelihara air, sebab air sebagai “Ummul Ibadah” (sebagai pokok atau sarana ibadah) untuk thaharah. Beliau membuat bak air yang ukurannya lebih dari dua kulah kemudian disalurkan ke Masjid dan Mushala-mushala.

Cucu beliau adalah KH. Masruri Abd. Mughni dan Ulfatunnisa (Istri KH. Shodiq Suhaemi). Dalam mendidik putra-putrinya, beliau mengarahkannya untuk mempelajari kitab kuning terlebih dahulu kemudian baru disuruh menghafal Al Qur’an, seperti putranya yang bernama Saefuddin sebelum dia menghafal Al Qur’an terlebih dahulu belajar Kitab Klasik di Rembang Jawa Tengah. Demikian juga putra beliau yang bernama Waros. Sedang anak perempuannya(atau putrinya) disuruh mengaji di rumah, karena pada waktu itu masih jarang dijumpai Pondok Pesantren yang menampung santri putri.

Beliau wafat sebelum peristiwa G 30 SPKI (pada tahun 1954 – 1955). Beliau adalah sosok suri tauladan yang mendidik santri dan masyarakat sekitarnya dengan keteladanan. Kini perjuangan besar Beliau dilanjutkan generasi berikutnya seperti KH. Shodiq Suhaemi, KH. Masruri Abdul Mughni, KH. Labib Shodiq Suhaemil.Mngemban perjuangan beliau dan mendidik para santri Pondok Pesantren Al Hikmah dan “ngemong” masyarakat desa Benda sekitarnya dengan dibantu oleh keturunan beliau dan juga para Dewan Asatidz.

(dimuat di Majalah Pondok “EL-Waha” edisi 3)

.

Pondok Pesantren Al -Hikmah 2

Pondok Pesantren Al Hikmah 2 berlokasi di dusun Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Membuka beragam unit Pendidikan mulai dari tingkat TK, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, MMA, Ma'had Aly, STAIA, AKPER serta Tahfidzul Qur'an. Informasi Lebih Lanjut, Hubungi Kami di (0289) 511 0772 / 432 445

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan ke adex Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Check Also
Close
Back to top button