biografiHikmahSantri Menulistokoh muslimUncategorized

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI

LAHIR:TAHUN 1138,TIKRIT,IRAQ

WAFAT:4 MARET 1193,DAMASCUS,SYRIA

SHALAHUDIDIN AL-AYYUBI

Sang pembebas AL-QUDS

Di zaman sekarang siapa yang tidak mengenalnya?Siapa yang tidak mengetahui perjuangannya demi kejayaan islam?Semua pasti mengetahuinya. Kisah hidup,perjuangan,kepemimpinan dan terutama keteladanannya.Keteladanannya saat ini sangat dibutuhkan dimana para pemimpin saat ini yang tentu kita mengetahuinya. Untuk bisa mengambil keteladanannya marilah kita mengetahui dengan membaca sejarah perjuangannya.

Salahuddin Al-ayyubi yang dikenal di dunia barat sebagai shalahudin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tirkit (140 km barat laut kota Baghdad)dekat sungai Tigris pada tahun 1137 M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota Dinasti Zangi yang memerintah Syira,yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddi Zangi.

Salahuddin sendiri tidak tinggal di istana megah. Ia justru tinggal di masjid kecil bernama al-Khaganah di Via (jalan Do-lorossa)dekat gereja makam suci. Kantornya terdiri dari dua ruangan berpenerangan minim yang luasnya yang mampu menampung enam orang yang duduk berkeliling. Shalahuddin sangat menghindari korupsi yang sering menghinggapi para raja pemenang perang. Ketika shalahuddin al-ayyubi wafat dan rakyat membuka peti hartanya,ternyata hartanya tak cukup untuk biaya pemakamannya,karena harta shalahuddin banyak ia berikan kepada rakyat yang membutuhkan.

Kita sekarang mungkin takjub bagaimana masa lalu bisa melahirkan orang sebaik itu,terutama ketika orang hanya mencoba menghidupkan kembali apa yang gagah berani dari abad ke-12,tetapi meredam apa yang sabar dan damai dari sebuah zaman yang penuh peperangan.

Saat shalahuddin menjadi sultan,kondisi umat islam dalam kondisi yang menggenaskan secara rukiyah (spirit). Penyakit wahn(cinta dunia dan takut mati).Penyakit hati ini menyebar dan tumbuh di dalam hati sebagian besar kaum muslimin sehingga api jihad benar-benar padam.Sebagaimana kita tahu,semangat jihad adalah modal yang tidak dimiliki oleh kaum lain. Sejarah membuktikan bahwa semangat jihad inilah yang menurunkan keridhaan Allah atas setiap kemenangan umat islam. Kemenangan perang Badr, kemenangan perang yarmuk, kemenangan perang khandak,,dan kemenangan perang-perang lainnya. Di sisi lain,pada masa itu ukhuwwadh umat muslim sangatlah hancur. Secara politik umat islam terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan dan kesultanan walaupun masih dalam satu kekhalifahan abbasiyah yang berpusat di Baghdad.

Melihat kondisi seperti itu,shalahuddin bahwa untuk melawan pasukan salib tidak hanya membutuhkan pasukan dalam jumlah besar,melainkan juga api jihad yang berkobar-kobar dalam setiap jiwa kaum muslimin. Shalahuddin ingin membangkitkan semangat jihad dengan menghadirkan kembali juang dan kepahlawanan Rasulullah Muhammad SAW. Shalahuddin lalu menggagas sebuah festival yang diberi nama Maulid Nabi Muhammad SAW. Tujuan dari festival ini adalah untuk mengembalikan semangat juang Rasulullah dengan mempelajari sirah-sirahnya. Dalam festival dikaji lebih mendalam sirah nabawiyah (sejarah Nabi) dan atsar (perkataan) sahabat,terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai perjuangan(jihad).

Banyak kisah-kisah unik dan menarik tantang Shalahuddin Al-ayyubi yang layak di jadikan teladan. Seperti kita tahu,bagaimana pemimpin pasukan islam ini bersikap baik kepada Raja Richard berhati singa yang datang dari Inggris untuk menghancurkan pasukan muslim. Tapi ketika Raja Richard sakit dalam pertempuran, Salahuddin Al-ayyubi malah mengirimnya buah pir yang segar dingin dalam es,dan juga seorang dokter. Karena akhlak shalahuddin Raja Richard pun tersentuh dan bersedia melakukan perdamaian yang di tandatangi pada 1 september 1192.

Shalahuddin Al-ayyubi sebenarnya tidak ingin ada pertumpahan darah atau peperangan karena dia pernah berpesan menjelang wafat kepada anaknya Az-Zahir,”jangan tumpahkan darah,sebab darah yang terpecik tak akan pernah tertidur.” Ada lagi ucapanya yaitu:”Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.” Itulah kata-kata sebagai bukti kezuhudan dan kesahajaan dari seorang Salahuddin Yusuf Al-ayyubi. kata-kata mutiara inilah yang harus dipegang oleh para penguasa sekarang ini adalah kepimpinan seperti Salahuddin Al-ayyubi yang kita harapkan muncul di zaman milenium yang serba tak menentu seperti ini. Walaupun itu sebuah pengharapan yang hampir mustahil terwujud,tapi kita berharap saja ada Salahuddin-Salahuddin baru yang akan memimpin dengan kebijaksanaan yang luar biasa.

Dari beberapa teladan dari dari sang penakluk di atas,marilah kita dalam hati masing-masing merenung sejenak bahwa di zaman sekarang sangat sulit ditemukan pemimpin seperti Shalahuddin Al-ayyubi. Semoga di kemudian hari akan muncul Shalahuddin-Shalahudin baru yang akan memimpin kita,sehingga impian untuk hidup sejahtera segera terwujud.Aamiin.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Check Also
Close
Back to top button